Morowali (ANTARA) - Di sebuah sudut tenang di Kecamatan Bungku Timur, perubahan besar tengah tumbuh dari tanah yang dulu dikelola secara konvensional. Kini, sawah-sawah itu tak hanya menghasilkan beras, tetapi juga harapan.
Petani-petani organik di Desa Ululere semakin percaya diri menghadapi pasar, setelah menerima dukungan alat pertanian dari PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) melalui Indonesia Growth Project (IGP) Morowali, bagian dari MIND ID.
Rudin, salah satu petani binaan, masih ingat masa ketika hasil panennya tak tahu harus dijual ke mana.
“Dulu banyak panen, tapi bingung menjualnya. Sekarang, kami bukan hanya belajar bertani organik dan membuat pupuk sendiri, tapi juga punya kemasan dan label. Rasanya seperti punya produk yang siap masuk toko,” ujarnya, Jumat (11/7)
Mesin pencacah yang baru diterima akan digunakan untuk membuat pupuk organik secara massal, sementara kemasan beras lokal membuat produk mereka tampil layak di rak pasar modern. Transformasi itu terasa konkret—dari sawah ke pasar, petani kini lebih siap bersaing.
Wafir, Head of Bahodopi Project PT Vale, mengakui bahwa perubahan menuju pertanian organik memang bukan perjalanan mudah. Tapi, katanya, ketekunan petani adalah kekuatan utama dari program ini.
“Semangat mereka menjaga tanah dan memproduksi pangan sehat adalah bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari bawah. Dukungan kami hanya pendorong. Yang utama tetap mereka,” ujar Wafir.
Menurutnya, pertanian bukan sekadar sektor pendukung. Ia harus menjadi mitra strategis dalam pembangunan.
“Kami ingin sawah ini tidak hanya bertahan, tapi berkembang. Karena dari sinilah kesejahteraan dan kesehatan masyarakat dimulai,” tambahnya.
Pada 17/6 lalu, Vale bukan sekadar penyerahan alat, tapi penegasan komitmen jangka panjang terhadap pertanian yang sehat dan berkelanjutan.
PT Vale menyerahkan 33 mesin potong rumput modifikasi, 6 mesin pencacah rumput, satu pompa air, serta satu paket kemasan beras berlabel lokal. Bagi para petani binaan, ini lebih dari sekadar bantuan—ini adalah bentuk nyata dari perubahan yang telah mereka perjuangkan.
Inisiatif ini adalah bagian dari program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan (PSRLB) yang digagas PT Vale.
Program ini mencakup pelatihan teknis, penguatan kelembagaan petani, hingga promosi merek lokal yang membawa pesan keberlanjutan dan kearifan lokal.
“Ini bukan bantuan sesaat,” tegas Wafir. “Ini investasi jangka panjang. Kami ingin membangun ekosistem pangan lokal yang kuat, adil, dan ramah lingkungan.”
Upaya ini juga selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs), terutama pada poin-poin ketahanan pangan, pengurangan kemiskinan, dan pelestarian ekosistem darat.
Bagi Rudin dan rekan-rekannya, pertanian organik bukan lagi sekadar konsep. Ia telah menjadi realitas harian—dari membuat pupuk, menjaga tanah tanpa pestisida, hingga menyiapkan produk untuk pasar. Kini mereka tidak hanya bertani, tapi juga membangun masa depan.
“Kami ingin anak cucu kami masih bisa menikmati hasil dari tanah ini,” kata Rudin.
“Dan kami percaya, kalau kami jaga tanah ini, tanah ini juga akan jaga kami,"tambahnya.
