Palu (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Leok, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah memberdayakan warga binaan pemasyarakatan (WBP) melalui pelatihan keterampilan dan karya produktif sebagai bagian dari upaya pembinaan kemandirian dan reintegrasi sosial.
Kepala Lapas Kelas III Leok Achmad Adrian di Buol, Senin, mengatakan program pembinaan tersebut bertujuan memberikan bekal keterampilan bagi warga binaan agar mampu mandiri dan berkontribusi secara positif setelah kembali ke masyarakat.
“Salah satu hasil nyata dari pembinaan ini adalah produksi piala kejuaraan yang dipesan langsung oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Buol. Kepercayaan seperti ini menjadi kebanggaan sekaligus motivasi bagi warga binaan untuk terus berkarya,” katanya.
Ia menjelaskan proses pembuatan piala dilakukan oleh warga binaan yang telah mengikuti pelatihan keterampilan dan mendapat pendampingan dari petugas pembinaan.
Piala-piala tersebut dikerjakan secara manual dengan memanfaatkan bahan daur ulang yang dikreasikan menjadi produk bernilai estetika tinggi.
Dia mengatakan seluruh pengerjaan dilakukan di bengkel kerja Lapas Leok dengan memperhatikan kualitas dan ketelitian.
Selain piala, Lapas Leok juga membekali warga binaan dengan pelatihan kerajinan kayu sebagai upaya mengembangkan potensi dan kemampuan mereka untuk berwirausaha.
Dari bahan kayu, warga binaan dapat menghasilkan berbagai produk furnitur seperti papan nama, kotak tisu, asbak, dan berbagai kerajinan bernilai lainnya.
Dia menjelaskan kegiatan tersebut juga menjadi sarana pembinaan mental, disiplin, dan tanggung jawab bagi warga binaan.
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sulawesi Tengah Bagus Kurniawan mengapresiasi kepercayaan masyarakat terhadap hasil karya warga binaan.
“Kepercayaan PBSI Buol kepada warga binaan merupakan bentuk nyata bahwa pembinaan di lapas tidak berhenti di balik tembok, tapi menghasilkan karya yang bermanfaat dan bernilai. Ini adalah wujud nyata dari keadilan restoratif, yaitu memulihkan dan memberdayakan,” katanya.
Dia mengatakan kerja sama seperti ini tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga memperkuat kepercayaan diri warga binaan sebagai bagian produktif dari masyarakat.
Pihaknya terus mendorong seluruh lapas dan rutan di Sulawesi Tengah untuk memperluas pembinaan berbasis keterampilan dan kewirausahaan melalui kerja sama dengan instansi maupun masyarakat.
Pembinaan ini, kata dia, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang diterjemahkan melalui 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto, yang mendorong pemasyarakatan menjadi pusat pembinaan dan pemberdayaan berorientasi kemandirian serta ekonomi kreatif.
