Wisatawan ke Tambing turun drastis

id tambing

Wisatawan ke Tambing turun drastis

Objek Wisata Tambing Yang Memikat WISATA TAMBING - Sejumlah pengunjung di Kawasan Ekowisata Tambing di Desa Sedoa, Lore Utara, Kabupaten Poso, Sabtu (1/4). Objek wisata yang menyajikan hutan hujan tropis serta telaga yang dihuni ratusan jenis burung serta beberapa jenis tanaman langka itu menjadi s

Palu, (Antaranews Sulteng) - Jumlah wisatawan nusantara maupun mancanegara yang berkunjung ke objek wisata Telaga Tambing di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah kurun tiga bulan terakhir ini menurun drastis.

Asdin, kepala pos jaga Telaga Tambing Selasa (27/3) membenarkan wisatawan yang datang menikmati keindahan dan keunikan Telaga Tambing selama Januari hingga Maret 2018 ini menurun dibandingkan sebelumnya.

Ia mengatakan hingga kini baru sekitar 5.000-an pengunjung yang datang ke objek wisata tersebut.

Dia mengaku pada tahun-tahun sebelumnya, pernah dalam sehari sampai 2.000 orang pengunjung.

Namun sejak terjadinya gempa bumi 6,6 SR yang mengguncang wilayah Napu, Kabupaten Poso pada Mei 2017, jumlah wisatawan yang berkunjung langsung menurun.

Penurunan terjadi selain karena beberapa sarana dan infranstruktur di lokasi objek wisata mengalami kerusakan, juga karena belum ada hal baru menarik yang dibangun sebagai suatu daya tarik lain bagi para wisatawan.

Sejumlah fasilitas yang rusak antara lain rumah pengamatan burung dan air danau naik hingga mencapai 20 meter sehingga menggenangi sebagian daratan.

Juga tanah retak dan jalan sekitar danau sampai saat ini masih terendam akibat naiknya air danau saat gempabumi terjadi.

"Saya yakin, jika ada sesuatu yang menarik dibangun di lokasi objek wisata Telaga Tambing, niscaya para wisatawan akan berbondong-bondong datang," kata anggota Polhut Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu itu.

Ia juga mengatakan selama 2017, jumlah wisatawan yang datang ke objek wisata terletak dalam Kawasan Taman Nasional Lore Lindu tersebut mencapai sekitar 30.000an orang.

Tahun-tahun sebelumnya, jumlah wisatawan pernah tembus sampai 40.000an orang.

Sementara Kepala Balai Besar Taman Nasional yang baru, Ir Jusman yang melakukan kunjungan pertama kalinya di  Telaga Tambing mengatakan objek wisata ini sangat indah, menarik dan cukup unik.

Hanya saja, kata dia, masih perlu dilakukan penataan agar lebih menarik lagi.

Karena itu, ke depan, pihaknya akan menata dan melengkapinya dengan berbagai sarana dan fasilitas yang dibutuhkan. "Ini objek wisata yang sangat bagus dan selain menjadi pusat informasi dan pendidikan konservasi, juga sumber pendapatan negara dan masyarakat yang besar, jika dikelola dengan profesional," kata Jusman.

Kunjungannya ke Telaga Tambing merupakan agen awal setelah dilantik sebagai Kepala Balai Taman Nasional Lore Lindu yang baru menggantikan Sudayatna yang kini mendapat promosi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Karena salah satu yang mendapat perhatian ada dalam memori serah terima jabatan adalah objek wisata Telaga Tambing dan juga eks lokasi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang hingga kini masih saja diusik para penambang.

Dua hal itu, katanya ada dalam memori serah terima jabatan Kepala Balai Besar Taman Nasional yang harus dikawal dengan baik.

Dalam kunjungannya ke Telaga Tambing yang terletak pada ketinggian sekitar 1.700 meter dari permukaan laut (Mdpl), Jusman yang juga didamping Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, Ir Periskila Sampeliling MSi dan Kepala Bidang Teknis, Dedy Asriady.

Objek wisata Telaga Tambing berada dijalur Palu-Napu di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso. Dari Kota Palu perjalanan hanya membutuhkkan waktu dua jam dengan kendaraan mobil dan sepeda motor.

Lokasi objek wisata tersebut sangat strategis karena dekat dengan jalan raya yang saban harinya arus lalu lintas kendaraan lalu-lalang cukup ramai.