Twitter bekukan lebih dari 70 juta akun

id twitter

Twitter bekukan lebih dari 70 juta akun

Twitter (Foto Antara/dok)

San Francisco,  (Antaranews Sulteng) - Twitter Inc. telah membekukan lebih dari 70 juta akun palsu pada Mei dan Juni dalam penindasan besar-besaran untuk membersihkan "bots and trolls" di platform, demikian laporan Washington Post pada Jumat (6/7).

Dalam slang Internet, troll adalah orang yang menabur ketidak-puasan dn Internet dengan memuali argemen atau membuat kesal orang lain, dengan memposting pesan yang membuat marah, yang ditambah-tambah atau yang keluar dari topik di masyarakat daring --seperti kelompok berita, forum, ruang "chatting", atau blok-- dengan tujuan menghasut pembaca agar bereaksi secara emosional,
Sementara itu Bot Internasional, yang juga dikenal sebagai robot jejaring, adalah aplikasi perangkat lunak yang mengoperasikan tugas otomatis di Internet. Secara khusus, bots melakukan tuga yang sederhana dan secara struktural berulang, di tingkat yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang akan mungkin buat manusia saja.

Penindasan atas akun yang mencurigakan, yang dilakukan di tengah peningkatan tekanan politik setelah Kongres mengecam Twitter karena kekurangan peraturan mengenai akun palsu yang dikendalikan dari luar negeri yang mungkin mempengaruhi politik dalam negeri AS.

Beberapa sumber di Twittter mengatakan kepada surat kabar itu bahwa angka pembekuan akun telah lebih dari dua kali lipat sejak Oktober saat lebih dari satu juta akun dibekukan dalam satu hari selama beberapa bulan belakangan.

Gelombang pembekuan akun oleh jaringan sosial terbesar di dunia tersebut adalah satu dari beberapa kegiatan baru-baru ini oleh Twitter untuk memelihara keamanan platformnya dan menghentikan sampah Internet dan salah-penggunaan akun palsu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam.

Memusatkan perhatian pada peningkatan kesehatan percakapan di Twitter berarti "memungkinkan orang memiliki akses ke informasi yang dapat dipercaya, relevan dan berkualitas tinggi di Twitter", kata Del Harvey, Wakil Presiden Trust and Safety of Twitter, di posting blok resmi pada Juni.

Tindakan agresif Twitter terhadap akun yang tak diinginkan mungkin berdampak pada landasan penggunanya karena penurunan jumlah pengguna bulanan diperkirakan terjadi pada kuartal kedua yang berakhir pekan lalu, kata laporan Washington Post.