Palu (ANTARA) - Dampak pandemi COVID-19 tidak hanya dirasakan pada dihentikannya aktivitas publik, tetapi juga berdampak pada kaum perempuan.

Imbauan pemerintah daerah maupun nasional kepada masyarakat untuk tetap di rumah saja, menerapkan sosial distancing maupun physical distancing, membuat sebagian perempuan anggota kelompok ekonomi dampingan Sikola Mombine di Kelurahan Panau, kesulitan memenuhi kebutuhan hariannya. 

Suami mereka yang sebagian bekerja sebagai buruh harian kehilangan pekerjaannya bahkan tak sedikit yang dirumahkan atau di PHK oleh perusahaan akibat pandemi COVID-19. 

Berbagai upaya dilakukan perempuan penggerak di komunitas untuk terus bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan keluarga, salah satunya dengan memanfaatkan pekarangan serta lahan untuk ditanami sayur-mayur.

Pada Rabu (22/4) bertepatan dengan momentum Hari Bumi diisi oleh sebanyak lima orang perempuan penggerak bersama Direktur dan Program Manager Sikola Mombine melalui penanaman perdana di kebun kelompok perempuan. 

Kebun kelompok ini diinisiasi oleh anggota kelompok ekonomi Sikola Mombine di Kelurahan Panau, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu. 

Kebun ini nantinya akan digarap oleh anggota kelompok ekonomi sebagai upaya anggota kelompok ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dapurnya sehari-hari. 

Kebun kelompok tersebut telah ditanami sayur-mayur berupa cabai, terung, pakcoy, serta kangkung. 

Di tengah kebergantungan terhadap pasar, kegiatan ini harapannya dapat memberikan contoh baik di masyarakat akan pentingnya menjaga bumi agar tetap seimbang serta pentingnya menyiapkan kebutuhan pangan sejak dini di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini.

Ditulis oleh : Maryam Dulman, SH

Pewarta : Muhammad Arshandi
Editor : Adha Nadjemudin
Copyright © ANTARA 2024