Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) Wisnu Bharuna mendorong para generasi milenial untuk ikut menjaga ketahanan pangan masa depan Indonesia melalui kegiatan pembibitan dan penanaman karbon.

“Anak-anak muda milenial adalah pewaris masa depan Bangsa, semua di tangan mereka. Agenda besar hilirisasi industri tetap berjalan dan komitmen bersama dunia global bisa kita jalankan. Itu harapannya,” katanya di Jakarta, Minggu.

Salah satu upaya mendorong kontribusi milenial ini adalah melalui dilakukannya soft launching Perkumpulan Milenial Indonesia Menanam di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Kamis (26/1) yang akan berfokus pada penghijauan lingkungan baik pembibitan dan penanaman pohon.

Langkah itu juga seiring dengan komitmen global untuk mengurangi emisi karbon demi mencegah perubahan iklim yang disepakati bersama dalam Forum Presidensi G20.

Ketua Umum Perkumpulan Milenial Indonesia Menanam Achyar Al Rasyid menuturkan program penghijauan lingkungan akan berfokus pada daerah-daerah bekas pertambangan.

Secara rinci, perkumpulan ini berkomitmen untuk mengkombinasikan dua tujuan yaitu langkah mengurangi emisi karbon dengan memastikan ketahanan pangan di masa depan.

“Perkumpulan ini didirikan sebagai agregator dan katalisator dua agenda besar tersebut,” ujar Achyar.

Hadirnya Perkumpulan Milenial Indonesia Menanam tidak terlepas dari adanya kolaborasi dengan Asosiasi Pengusaha Nikel Perjuangan (APNIPER) dan smelter PT GNI.

Achyar menuturkan kolaborasi tersebut dilakukan untuk menjalankan agenda program kerja mereka yakni penanaman dan pembibitan.

Berfokus pada penghijauan lingkungan khususnya daerah pasca-pertambangan, perkumpulan ini pun mengajak seluruh elemen anak muda untuk terlibat aktif dalam pengurangan emisi karbon, menyiapkan ketahanan pangan hingga hilirisasi industri.

“Hilirisasi industri perlu terus didukung oleh anak muda sebagai langkah untuk Indonesia menjadi negara maju. Penanaman pohon juga harus dilakukan. Jadi keduanya bergerak simultan,” tegas Achyar.





 

Pewarta : Astrid Faidlatul Habibah
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024