Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pengoperasian pabrik PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) di Bontang, Kalimantan Timur, akan mengurangi jumlah impor Indonesia.
Erick menyampaikan, kebijakan hilirisasi sumber daya alam telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri. Saat ini, perusahaan pupuk Indonesia masuk dalam enam besar di dunia.
"Dari total 560 ribu (metrik ton) itu, memang kurang lebih sekarang di dalam negeri sudah memproduksi hampir 300 ribu lebih dan sisanya masih impor. Dengan pabrik ini, bisa mengurangi 21 persen, belum lagi turunan dari asam nitrat yang bisa dikembangkan untuk industri pertahanan dan industri pupuk," ujar Erick melalui keterangan di Jakarta, Kamis.
Erick menyebutkan perusahaan pupuk harus menjadi perusahaan yang petrochemical, dalam hal ini disinergikan dengan Pertamina. Downstream dari petrochemical tersebut akan dirasakan secara menyeluruh untuk bangsa dan negara.
Pabrik Amonium Nitrat ini merupakan proyek bersama dari anak perusahaan PT Dahana, PT Dahana Investama Corp (PT DIC) dengan PT Pupuk Kaltim, yang pembangunannya dilaksanakan oleh PT Kaltim Amonium Nitrat sejak tahun 2020. Selain itu, untuk pelaksanaan pembangunan juga didukung oleh kolaborasi Wika-Sedin.
Kolaborasi antar BUMN ini menunjukkan langkah strategis dalam mendukung hilirisasi di industri petrokimia dan pertahanan yang menjadi basis operasional PT Dahana dan Pupuk Kaltim guna mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo mengatakan bahwa kehadiran pabrik amonium nitrat ini merupakan kontribusi nyata perusahaan untuk membawa perubahan terhadap produksi amonium nitrat dalam negeri.
Lebih lanjut, dalam roadmap pertumbuhan Pupuk Kaltim 40 tahun ke depan, hilirisasi petrokimia berbasis renewable resources menjadi salah satu strategi yang akan dijalankan untuk keberlanjutan.
"Pembangunan pabrik amonium nitrat merupakan strategi hilirisasi yang dilakukan Pupuk Kaltim untuk mendukung mimpi pemerintah membangun Indonesia yang lebih mandiri energi dan industrinya, serta mencapai net zero emission pada 2060," kata Soesilo.
Pabrik amonium nitrat akan beroperasi dengan teknologi tinggi yang ramah lingkungan dan mengikuti standar operasional pabrik kelas dunia berlisensi Sedin-Hallifeng serta desain yang juga sesuai dengan standar internasional.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo baru saja meresmikan pabrik amonium nitrat BUMN pertama di Indonesia, di Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (29/2).PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) merupakan sinergi dari PT Pupuk Kalimantan Timur dengan Dahana.
Erick menyampaikan, kebijakan hilirisasi sumber daya alam telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri. Saat ini, perusahaan pupuk Indonesia masuk dalam enam besar di dunia.
"Dari total 560 ribu (metrik ton) itu, memang kurang lebih sekarang di dalam negeri sudah memproduksi hampir 300 ribu lebih dan sisanya masih impor. Dengan pabrik ini, bisa mengurangi 21 persen, belum lagi turunan dari asam nitrat yang bisa dikembangkan untuk industri pertahanan dan industri pupuk," ujar Erick melalui keterangan di Jakarta, Kamis.
Erick menyebutkan perusahaan pupuk harus menjadi perusahaan yang petrochemical, dalam hal ini disinergikan dengan Pertamina. Downstream dari petrochemical tersebut akan dirasakan secara menyeluruh untuk bangsa dan negara.
Pabrik Amonium Nitrat ini merupakan proyek bersama dari anak perusahaan PT Dahana, PT Dahana Investama Corp (PT DIC) dengan PT Pupuk Kaltim, yang pembangunannya dilaksanakan oleh PT Kaltim Amonium Nitrat sejak tahun 2020. Selain itu, untuk pelaksanaan pembangunan juga didukung oleh kolaborasi Wika-Sedin.
Kolaborasi antar BUMN ini menunjukkan langkah strategis dalam mendukung hilirisasi di industri petrokimia dan pertahanan yang menjadi basis operasional PT Dahana dan Pupuk Kaltim guna mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo mengatakan bahwa kehadiran pabrik amonium nitrat ini merupakan kontribusi nyata perusahaan untuk membawa perubahan terhadap produksi amonium nitrat dalam negeri.
Lebih lanjut, dalam roadmap pertumbuhan Pupuk Kaltim 40 tahun ke depan, hilirisasi petrokimia berbasis renewable resources menjadi salah satu strategi yang akan dijalankan untuk keberlanjutan.
"Pembangunan pabrik amonium nitrat merupakan strategi hilirisasi yang dilakukan Pupuk Kaltim untuk mendukung mimpi pemerintah membangun Indonesia yang lebih mandiri energi dan industrinya, serta mencapai net zero emission pada 2060," kata Soesilo.
Pabrik amonium nitrat akan beroperasi dengan teknologi tinggi yang ramah lingkungan dan mengikuti standar operasional pabrik kelas dunia berlisensi Sedin-Hallifeng serta desain yang juga sesuai dengan standar internasional.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo baru saja meresmikan pabrik amonium nitrat BUMN pertama di Indonesia, di Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (29/2).PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) merupakan sinergi dari PT Pupuk Kalimantan Timur dengan Dahana.