Palu (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan jumlah investor pasar modal di Sulawesi Tengah (Sulteng) semakin kuat karena tumbuh 15.424 orang dari total 135.509 investor hingga Juli 2025.
"Pertumbuhannya sangat konsisten. Pada tahun 2024 jumlah Single Investor Identification (SID) sebanyak 120.085 orang, di proyeksikan dapat mencapai target pertumbuhan 35 persen pada akhir 2025," kata Kepala BEI Perwakilan Sulteng Putri Irnawati di Palu, Selasa.
Ia mengemukakan dari 135.509 SID, sekitar 38.329 merupakan investor saham yang mana pertumbuhan investor pasar modal tidak terlepas dari sosialisasi dan edukasi yang masif dilakukan pihaknya.
Masyarakat sangat tertarik melantai di buras efek, terbukti jumlah SID secara konsisten tetap merangkak naik, meski pun terjadi ketidakpastian ekonomi global, namun minat orang di pasar modal masih terjaga.
"Berinvestasi di pasar modal tidak perlu butuh modal besar, ini salah satu mempengaruhi minat orang bergantung ke dalam bursa efek," ujarnya.
Berdasarkan klasifikasi usia investor saham, masih di dominasi gen Z dengan usia 18-25 tahun sekitar 37,7 persen, disusul usia 26-30 tahun 25,6 persen, 31-40 tahun 24,2 persen dan usia 41-100 tahun 12 persen.
"Itu artinya masyarakat usia muda berani masuk ke ruang-ruang bisnis, presentasi mereka sangat mendominasi beberapa tahun terakhir," tutur Putri.
Selain itu, presentasi investor salah berdasarkan pekerjaan masih di dominasi yakni 32,56 persen, kemudian kalangan pelajar 22,6 persen, pengusaha 15,8 persen, pegawai negeri 6,24 persen, ibu rumah tangga 3,9 persen, guru 1,9 persen, TNI/Polri 1,2 persen, pensiunan 0,33 persen dan lainnya 15,2 persen.
Ia menambahkan, sejak tujuh bulan terakhir atau Januari hingga Juli transaksi pasar modal Sulteng sebesar Rp824 miliar, atau tumbuh 42 persen Year-on-Year (YoY).
"Kami terus berupaya memperkuat konsistensi pasar modal, termasuk memperkuat pemahaman masyarakat terhadap investasi supaya tidak terjerumus ke dalam investasi bodong," kata dia.