Palu (Antaranews Sulteng) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah Miyono berharap Pemerintah Provinsi Sulteng berjuang lebih keras untuk mengendalikan inflasi di daerah tersebut.

"Sulteng masih perlu berjuang mengendalikan inflasi, karena daerah ini, masuk dalam daerah inflasi tertinggi di Indonesia," kata Miyono di Palu, Kamis.

Menurut dia, Sulteng merupakan salah satu dari sembil provinsi di Indonesia dengan inflasi di atas 4 persen pada 2017. Inflasi tahunan Sulteng sendiri sebesar 4,33 persen, jauh di atas inflasi nasional sebesar 3,61 persen.

Ia juga mengatakan inflasi yang tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Sulteng, jika tidak dapat dikendalikan.

Kata dia, Bank Indonesia memperkirakan inflasi di Sulteng berada pada angka 3,5 persen plus minus 1 persen. Angka itu lebih rendah dari tahun sebelumnya yakni 4 persen plus minus 1 persen.

Pertumbuhan ekonomi di Sulteng pada triwulan I 2018 tercatat sebesar 6,62 persen dengan laju inflasi tahunan sebesar 0,29 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi Sulteng tahun 2017 sebesar 7,14 persen, dengan laju inflasi tahunan sebesar 4,33 persen.

Baca juga: BI: inflasi pengaruhi pertumbuhan ekonomi

"Sangat baik inflasi itu dikisaran 2 persen," katanya.

Miyono menjelaskan inflasi dibagi menjadi tiga bagian yakni inflasi inti atau "core inflation" merupakan jenis kelompok komoditas yang sangat dipengaruhi permintaan masyarakat. Bila pendapatan masyarakat meningkat, daya beli akan naik dan permintaan juga akan meningkat.

Kemudian, Inflasi "administered price" atau inflasi yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah seperti tarif listrik dan tarif BBM bersubsidi.

Serta inflasi "volatile foods" atau inflasi bahan pangan, dimana inflasi akibat gangguan pasokan dan distribusi pada komoditas bahan pangan seperti beras, ikan segar, dan bumbu-bumbuan.

Ia memperkirakan pada 2018, ada kecenderungan mengalami penurunan daya beli untuk inflasi inti kemudian untuk inflasi pangan, sangat mengkhawatirkan dari kelompok ikan dan bawang merah.

"Untuk inflasi disebabkan kebijakan pemerintah, masih dalam kondisi aman, karena belum ada harga kenaikan seperti BBM dan tarif listrik," ujar Miyono.

Ia berharap upaya mengendalikan inflasi terus dilakukan pemerintah, sehingga kedepan, pertumbuhan ekonomi tetap tinggi, tetapi inflasi dapat terkendali.

Baca juga: Inflasi Palu peringkat kedua terendah se-Sulampua

Pewarta : Fauzi
Editor : Fauzi
Copyright © ANTARA 2024