Palu (Antaranews Sulteng) - Penyelenggaraan lomba balap sepeda wisata internasional bertajuk Tour de Central Celebes (TdCC) membutuhkan dukungan seluruh masyarakat, terutama yang berada di sepanjang lintasan balap yang dilewati peserta.
Kepala Dinas Kominfo Sulteng Moh. Nizam yang dihubungi di Palu, Rabu, menyebutkan beberapa hal penting yang sangat diharapkan dari masyarakat antara lain menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan masing-masing.
"Ini adalah kegiatan sport-tourism yang artinya lomba ini tidak sekadar olahraga sepeda saja tetapi merupakan momentum wisata untuk menjual keindahan, kebersihan, keamanan dan keramah-tamahan warga ke seluruh dunia agar daerah ini bisa dikunjungi lebih banyak wisatawan," ujarnya.
Menurut hasil survey lintasan balap yang baru dilakukan oleh PB.ISSI dan seluruh panitia TdCC, kata Nizam, ditemukan bahwa di beberapa lokasi, masih banyak ternak warga yang berkeliaran bahkan tidur di jalan raya.
"Mulai saat ini, ternak-ternak ini harus dicegah agar tidak berada di jalan raya, karena hal itu sangat membahayakan pengguna jalan," ujarnya.
Nizam juga mengharapkan agar pada saat TdCC digelar pada 14-18 Oktober nanti, masyarakat yang menyelenggarakan hajatan seperti pesta nikah, syukuran atau kedukaan, diminta untuk tidak menggunakan jalan raya sebagai tempat acara seperti yang selama ini dilakukan.
Baca juga: BPJN XIV jamin rute TDCC-2018 mulus sebelum lomba
Baca juga: Gubernur Sulteng gandeng MarkPlus publikasikan TdCC
Baca juga: TdCC 2018 siapkan bonus Rp1,2 miliar
Sejumlah pebalap melintasi tikungan mendaki di kawasan Kebun Kopi Empat pada balap sepeda Tour de Central Selebes (TdCC) etape ketiga di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Rabu (8/11). (Antarasulteng.com/Basri Marzuki)
Ia juga menyebut salah satu lintasan krusial yakni ruas jalan antara Kota Palu dan Donggala sebab jalur ini melintasi kawasan tambang galian C dimana kendaraan berat lalu-lalang dengan muatan pasir-kerikil yang pasti tercecer di atas badan jalan beraspal.
"Ini memang dilematis, karena di satu pihak, bila kita meminta pengusaha tambang menghentikan kegiatan mereka selama sehari saja, maka mereka akan mengalami cukup banyak kerugian," ujarnya.
Karena itu, Nizam meminta masyarakat lingkar tambang di Palu dan Donggala untuk mencari ikhtiar agar lintasan balap Etape V Donggala-Palu nanti tetap aman dari aktivitas pertambangan yang bisa membuat jalan aspal dikotori pasir kerikil yang bisa membahayakan pebalap.
Hal yang paling penting menjelang TdCC II Tahun 2018 ini, katanya, adalah peran serta masyarakat menjaga keamanan lingkungan masing-masing serta keramah-tamahan penduduk kepada semua orang, khususnya kepada para pendatang.
TdCC II akan menempuh jarak 758,2 kilometer dengan titik pemberangkatan di Kota Luwuk, ibu kota Kabupaten Banggai dan finis di Kota Palu. Rute ini dibagi dalam lima etape, melintasi Kabupaten Tojo Unauna, Poso, Parigi Moutong, Donggala, Sigi dan Kota Palu.
Lomba balap sepeda internasional yang sudah tercatat dalam kalender Uni Sepeda Internasional (UCI) itu akan diikuti sekitar 260 pebalap dari 21 tim mancanegara dan lima tim nasional.
Logo TdCC 2018 (Antaranews Sulteng/Istimewa)
Kepala Dinas Kominfo Sulteng Moh. Nizam yang dihubungi di Palu, Rabu, menyebutkan beberapa hal penting yang sangat diharapkan dari masyarakat antara lain menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan masing-masing.
"Ini adalah kegiatan sport-tourism yang artinya lomba ini tidak sekadar olahraga sepeda saja tetapi merupakan momentum wisata untuk menjual keindahan, kebersihan, keamanan dan keramah-tamahan warga ke seluruh dunia agar daerah ini bisa dikunjungi lebih banyak wisatawan," ujarnya.
Menurut hasil survey lintasan balap yang baru dilakukan oleh PB.ISSI dan seluruh panitia TdCC, kata Nizam, ditemukan bahwa di beberapa lokasi, masih banyak ternak warga yang berkeliaran bahkan tidur di jalan raya.
"Mulai saat ini, ternak-ternak ini harus dicegah agar tidak berada di jalan raya, karena hal itu sangat membahayakan pengguna jalan," ujarnya.
Nizam juga mengharapkan agar pada saat TdCC digelar pada 14-18 Oktober nanti, masyarakat yang menyelenggarakan hajatan seperti pesta nikah, syukuran atau kedukaan, diminta untuk tidak menggunakan jalan raya sebagai tempat acara seperti yang selama ini dilakukan.
Baca juga: BPJN XIV jamin rute TDCC-2018 mulus sebelum lomba
Baca juga: Gubernur Sulteng gandeng MarkPlus publikasikan TdCC
Baca juga: TdCC 2018 siapkan bonus Rp1,2 miliar
Ia juga menyebut salah satu lintasan krusial yakni ruas jalan antara Kota Palu dan Donggala sebab jalur ini melintasi kawasan tambang galian C dimana kendaraan berat lalu-lalang dengan muatan pasir-kerikil yang pasti tercecer di atas badan jalan beraspal.
"Ini memang dilematis, karena di satu pihak, bila kita meminta pengusaha tambang menghentikan kegiatan mereka selama sehari saja, maka mereka akan mengalami cukup banyak kerugian," ujarnya.
Karena itu, Nizam meminta masyarakat lingkar tambang di Palu dan Donggala untuk mencari ikhtiar agar lintasan balap Etape V Donggala-Palu nanti tetap aman dari aktivitas pertambangan yang bisa membuat jalan aspal dikotori pasir kerikil yang bisa membahayakan pebalap.
Hal yang paling penting menjelang TdCC II Tahun 2018 ini, katanya, adalah peran serta masyarakat menjaga keamanan lingkungan masing-masing serta keramah-tamahan penduduk kepada semua orang, khususnya kepada para pendatang.
TdCC II akan menempuh jarak 758,2 kilometer dengan titik pemberangkatan di Kota Luwuk, ibu kota Kabupaten Banggai dan finis di Kota Palu. Rute ini dibagi dalam lima etape, melintasi Kabupaten Tojo Unauna, Poso, Parigi Moutong, Donggala, Sigi dan Kota Palu.
Lomba balap sepeda internasional yang sudah tercatat dalam kalender Uni Sepeda Internasional (UCI) itu akan diikuti sekitar 260 pebalap dari 21 tim mancanegara dan lima tim nasional.