Jakarta,  (Antaranews Sulteng) - Hunian Nyaman Terpadu (Integrated Humanity Shelter/ICS) kembali dibangun di Kabupaten Sigi, tepatnya di Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru.

Peletakan batu pertama dilakukan sebagai tanda pembangunan kompleks ICS kedua di Kabupaten Sigi ini akan terus dilanjutkan.

Acara yang dilangsungkan pada Minggu 4/11 dihadiri oleh Senior Vice President Aksi Cepat Tanggap (ACT) Syuhelmaidi Syukur dan Bupati Sigi Muhammad Irwan Lapata.

Syuhelmaidi mengatakan pembagunan Hunian Nyaman Terpadu juga berarti awal pemulihan kehidupan masyarakat di Kabupaten Sigi

"Alhamdulillah hari ini kita peletakan batu pertama Hunian Nyaman Terpadu. Bagi kami, ini adalah proses pemulihan awal. Baik pemulihan secara fisik, yaitu dengan pendirian hunian, kemudian menyusul sosial dan ekonomi. Sehingga, saat ini kita tidak hanya membangun rumah tetapi juga membangun sebuah kehidupan baru bagi masyrakat di Sigi, insyaallah," terang Syuhel.


Kompleks hunian yang dibangun di atas tanah Lapangan Bola Desa Lolu tersebut  nantinya akan berdiri kurang lebih 140 unit tempat tinggal, 36 unit MCK, dapur umum, masjid, taman bermain, kantor desa, sekolah, hingga sekretariat dan ruang kesehatan. Semua fasilitas itu diperuntukkan bagi penyintas gempa, tsunami, dan likuefaksi di Desa Lol dan Desa Jono Oge.

Lebih lanjut Syuhelmaidi menambahkan, pembangunan hunian di ICS Lolu juga diiringi dengan pembangunan ACT Humanity Store (AHS). Sebuah layanan yang menyediakan kebutuhan logistik gratis bagi para pengungsi, baik yang tinggal di ICS maupun di sekitarnya.

"Saat ini kami sedang mempersiapkan logistik untuk sekitar 4.200 warga. Per hari kita akan layani sekitar 300 pengungsi. Mereka bisa memperoleh sembako dengan menggunakan kartu (humanity card). Pelayanan AHS nantinya seperti pelayanan di minimarket. Konsepnya seperti AHS di Lombok," tambahnya.

Dengan adanya pembangunan hunian dari ACT ini, Bupati Sigi Muhammad Irwan Lapata juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama ACT dengan pemerintah daerah. 

"Saya mewakili masyarakat Kabupaten Sigi, khususnya Desa Lolu Kecamatan Sigi Biromaru mengucapkan terima kasih tak terhingga," ungkapnya dalam sambutan acara peletakan batu pertama pembangunan ICS di Desa Lolu, Minggu.
 

Senior Vice President Aksi Cepat Tanggap (ACT) Suhalmaidi Syukur (kiri) meletakkan batu pertama pembangunan Shelter Pengungsi Terpadu di Kelurahan Duyu, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (25/10/2018). ACT akan membangun 5.000 unit shelter terpadu yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti masjid, wc dan taman bermain anak untuk membantu para korban bencana di Palu, Sigi dan Donggala yang kehilangan tempat tinggal. ANTARA FOTO/BasriMarzuki/ama.


Irwan pun mengajak segenap masyarakatnya untuk segera memperbaiki keadaan pascabencana melanda. 

"Saya menyampaikan kepada masyarakat saya, kepada keluarga saya di Desa Lolu, mari kita bersyukur dan bersabar, mari kita bangun Kabupaten Sigi," ajaknya.

Sementara itu, Direktur Global Humanity Response (GHR) ACT Bambang Triyono menyampaikan, implementasi ICS di Lolu merupakan upaya tanggap ACT menunaikan amanah publik dalam membantu penyintas gempa, tsunami, dan likuefaksi di Sulawesi Tengah.

"Setelah fase emergency dinyatakan selesai sejak 26 Oktober lalu, sekarang sudah memasuki fase transisi menuju pemulihan, tapi kita lihat warga masih tidur di tenda-tenda. Kita berpacu dengan waktu, begitu pun amanah publik kepada ACT harus segera diorientasikan," kata Bambang.

ICS Lolu akan dibangun di lahan seluas 110x65 meter dengan penerima manfaat 130 KK atau setara dengan 620 jiwa. ICS terbesar bagi masyarakat terdampak bencana di Sulawesi Tengah itu pun ditargetkan selesai dalam waktu sebulan.

"Ke depan kita berharap bisa mendapatkan titik pendirian ICS lebih banyak, kita harus bekerja lebih cepat. Bahkan kita mengarahkan relawan konstruksi jauh lebih banyak, sampai saat ini kita memiliki 400 relawan konstruksi," tegas Bambang.

Salah seorang warga yang mendapatkan bantuan dari ACT ini adalah Rusmiyati (35) yang nantinya akan menerima manfaat Hunian Nyaman Terpadu di Desa Lolu. 

Rusmiyati mengungkapakan kegembiraannya saat mengetahui akan nendapatkan hunian baru, ia begitu sangat bersyukur mendengar kabar baik itu dan berharap hunian nyaman terpadu akan lekas bisa digunakan.

"Bagus sekali. Kami sangat butuh sekali, saat gempa kami langsung lari ke lapangan ini. Awal belum dapat terpal, kami tidur dengan kardus," tuturnya.

Per 4 November, ACT telah membangun empat kompleks hunian nyaman terpadu yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi. Kini jumlah penerima manfaat hunian sementara yang diinisasi ACT telah mencapai 400 KK.

Baca juga: ACT mulai pembangunan 1.000 hunian untuk korban gempa
Baca juga: ACT siap bangun 5000 hunian korban gempa Sulteng
Baca juga: ACT siap lanjutkan evakuasi korban di Balaroa


Pewarta : Chairul Rohman
Uploader : Sukardi
Copyright © ANTARA 2024