Palu (Antaranews Sulteng) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Tengah segera memberdayakan 84 kepala keluarga nelayan ikan teri terdampak tsunami di dua desa di Kabupaten Donggala yakni Desa Lero Induk sebanyak 19 KK dan Lero Tatari 64 KK.

Kepala DKP Sulteng Hasanuddin Atjo dalam dialog terbatas dengan Pemerintah Kabupaten Donggala mengatakan 84 nelayan tersebut kehilangan mata pencaharian akibat alat tangkap mereka hilang dan rusak berat akibat tsunami.

"Pola yang kita gunakan dengan meningkatkan nilai produk ikan teri para nelayan menjadi produk segar dalam kemasan dan diolah secara modern yakni dengan diasapi, dikeringkan dan dibuat menjadi makanan krispi," papar Hasanuddin di ruang pertemuan Kantor DKP Sulteng, Jumat sore (4/1).

Pola tersebut kata Hasanuddin merupakan model pemberdayaan pendekatan produk.

Saat ini ikan teri hasil tangkapan para nelayan hanya berupa produk segar tanpa kemasan dan diolah secara sederhana yakni diasapi dan dikeringkan.

"Adapun pemberdayaan dengan menggunakan pendekatan kelembagaan yakni melalui peran pemerintah daerah lewat koperasi yang dibentuk untuk memfasilitasi para nelayan dan kelompok usaha pengolahan ikan teri agar produk mereka laku di pasaran," katanya.

Dalam dialog yang dihadiri Kepala Kantor Bank Indonesia Sulteng Miyono itu, Hasanuddin mengatakan nantinya ikan teri para nelayan dan produk olahan para kelompok nelayan diperdagangkan di pasar lokal seperti swalayan dan antar pulau bahkan hingga ekspor. 

Semua itu kata dia, melalui intervensi pemerintah daerah lewat koperasi.

"Tahun 2019 kita mulai dengan menyusun masterplan, mengadakan bimbingan teknis olahan, produksi dan pengadaan alat produksi," katanya.

Berikutnya pada 2020 akan diadakan alat processing dan pendampingan kepada para nelayan sehingga pada 2021 akan difasilitasi dan evaluasi.

Hasanuddin berharap tiga target yang diharapkan dapat tercapai melalui program pemberdayaan tersebut. 

Tiga target itu antara lain tersedianya dokumen perencanaan yang terstruktur dan dapat diukur.
 
Kedua dapat mengukur nilai tambah yang diperoleh dengan adanya sejumlah intervensi. Ketiga terwujudnya usaha penangkapan ikan teri mensejahterakan dan berkelanjutan.

Sementara itu Kepala BI Perwakilan Sulteng Miyono sangat mendukung program tersebut.
 Dia memastikan BI Sulteng akan mensupport upaya tersebut sebab program DKP Sulteng itu semata-mata demi memberdayakan nelayan di daerah terdampak bencana di Donggala.

"Kuncinya harus ada sinergitas antara ke dua belah pihak. Program ini tidak bisa dikerjakan salah satu pihak saja bahkan sendiri, sebab jika tidak ada sinergi maka hasil dari program ini tidak akan berdampak siginifikan," jelas Miyono.***


Pewarta : Muhammad Arsyandi
Editor : Adha Nadjemudin
Copyright © ANTARA 2024