Palu (Antaranews Sulteng) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meminta pemerintah daerah terdampak gempa, tsunami dan likuefaksi di Sulawesi Tengah untuk merevisi data nilai total kerugian dan kerusakan  akibat bencana.

Permintaan itu disampaikan Perencana Madya Kedeputian Pengembangan Regional Bappenas  Suprayoga Hadi dalam dialog publik rencana aksi rekonstruksi dan rehabilitasi pascabencana di Sulteng di Ballroom Hotel Santika Palu, Selasa.

"Harus diverifikasi dan divalidasi lagi karena data kerugian dan kerusakan antara Pemprov Sulteng dan kabupaten/kota terdampak gbencana berbeda," kata Suprapto di depan Gubenur Sulteng Longki Djanggola, Bupati Sigi Moh. Irwan Lapata,  Bupati Donggala Kasman Lassa dan Wakil Bupati Parimo Badrun Nggai.

Validasi dan verifikasi kembali data kerugian tersebut, menurut Suprayoga, sangat penting dilakukan sebab data itulah yang akan menjadi acuan pemerintah pusat menentukan besaran dana stimulan yang akan dicairkan dalam waktu dekat ini.

Namun syaratnya, harus adaPeraturan Gubenur (pergub), Peraturan Wali Kota (Perwali) dan Peraturan Bupati (Perbup) yang berisi data kerugian akibat bencana. Itulah yang akan menjadi dasar bagi BNPB mencairkan dana stimulan yang diambil dari APBN.

"Dalam pemaparan Pemkot Palu, Pemkab Sigi, Donggala dan Parigi Moutong, total kerusakan dan kerugian dari empat daerah tersebut setelah saya hitung tidak kurang dari Rp40 triliun," ujar Suprayoga lagi.

Ditemukan perbedaan data yang sangat jauh antara data Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dengan data kerugian dari Pemkot Palu, Pemkab Sigi, Donggala dan Parigi Moutong.

Dalam pemaparannya Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan bahwa total kerugian  akibat bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di empat daerah tersebur tidak kurang dari Rp26 triliun.

"Dari hasil kompilasi empat daerah terdampak bencana, kerugian dari sektor infrastruktur Rp6,5 triliun, ekonomi Rp6,2 triliun, sosial Rp2,1 triliun dan kerugian dari lintas sektor Rp370,8 miliar," ujar Longki saat memberikan sambutan pada dialog itu.

Setelah menyusun program dan kegiatan selama masa rehabilitasi dan rekonstruksi serta pendanaan, Longki mengatakan dibutuhkan setidaknya Rp35 triliun untuk memulihkan sektor-sektor itu.

"Sebagian besar pendanaan untuk infrastruktur yaitu senilai Rp16,2 triliun, permukiman Rp7,2 triliun, ekonomi Rp5,3 triliun, sosial Rp5,1 triliun dan lintas sektor Rp5,3 triliun," kata Longki.

Baca juga: Kebutuhan anggaran pemulihan pascabencana Sulteng Rp40 T
Baca juga: BNPB minta pendidikan kebencanaan masuk kurikulum di Sulteng 

 

Warga beraktivitas di dekat Jembatan Kuning yang ambruk diterjang tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (24/10/2018). Jembatan yang menjadi ikon Kota Palu itu akan direkonstruksi dari tempat ambruknya agar tidak menghalangi arus sungai yang berada di bawahnya. (Antaranews Sulteng/Basri Marzuki)

Pewarta : Muhammad Arsyandi
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024