Profil - Penyandang Disabilitas Jadi Pengusaha Batu Bata

id bulu tangkis

Profil - Penyandang Disabilitas Jadi Pengusaha Batu Bata

Illustrasi (ANTARANews)

Tidak pernah terbayangkan atau mimpi akhirnya bisa mengukir prestasi membanggakan
Palu,  (antarasulteng.com) - Ati Hasyim (19) adalah penyandang disabilitas yang pernah menjalani masa rehabilitasi di salah satu panti sosial yang ada di Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah.

Tidak banyak yang tahu bahwa gadis Kaili penyandang tuna grahita itu ternyata sudah memiliki usaha sendiri, meski masih kecil-kecilan, tetapi sudah bisa membuat dia mandiri.

Ditemui pada acara tatap muka dengan Mensos Salim Segaf Al Jufri di Unit Pelaksana Tehnis (UPT) Panti Sosial Bina Grahita Nipotowe, milik Kementerian Sosial RI, Ati, panggilan hari-hari gadis Kaili itu mengaku telah membuka usaha batu bata.

Ia mengaku tidak pernah terlintas dalam pikirannya akan membuka usaha dimaksud karena kondisi fisik dan mental yang tidak mendukung.

Apalagi ditambah ekonomi kedua orantuanya yang tinggal di Desa Kalukubula, Kecamatan Palu Selatan, terbilang biasa-biasa saja.

"Ya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya.

Namun di tengah-tengah ketidak sempurnaannya, ternyata Tuhan memberikan dia sesuatu yang mungkin tidak dimiliki semua orang yang normal.

Selama beberapa tahun, ia tinggal dan menjalani rehabilitasi di Panti Sosial Bina Grahita Nipotowe. Di Panti itu, setiap hari anak-anak dibina dengan berbagai kegiatan rohani, keterampilan dan olahraga.

Dengan ketekuananya itu, ia mendapat kesempatan untuk mengikuti kejuaraan bulu tangkis antarpenyandang cacat di tingkat nasional dan internasional.

"Tidak pernah terbayangkan atau mimpi akhirnya bisa mengukir prestasi membanggakan," katanya bangga dan menyebut berbagai medali telah direbutnya baik di tingkat nasional maupun internasional.

Semua keberhasilan itu, kata gadis pendiam ini, karena semangat dan kerja keras. Asal ada kemauan, usaha dan menjalankan ajaran agama dengan benar, niscaya membuahkan hasil.

Meski hanya usaha jual batu bata, namun sudah cukup membantu keuangan orangtuanya dan diri sendiri. Dari usaha jual batu bata, setiap bulan ia bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp1,5 sampai Rp2 juta.

Selain itu, dengan usahanya tersebut, ia telah membuka lapangan kerja bagi beberapa kepala keluarga di sekitarnya.

Usaha yang digelutinya itu baru berjalan setahun terakhir setelah ia selesai menjalani masa rehabilitasi selama beberapa tahun di Panti Sosial.

Bisnis tersebut cukup menjanjikan karena kebanyakan bangunan di Kota Palu menggunakan batu bata.

Permintaan batu batu terus meningkat seiring banyaknya bangunan didirikan di ibu kota provinsi seperti hotel-hotel besar, bandara, mal dan ruko.

Sejumlah prestasi

Secara sepintas Ati tampak tidak mengalami cacat apapun karena secara fisik ia kelihatan sehat seperti anak-anak normal. Padahal gadis kelahiran 1992 itu adalah tuna grahita

Meski secara mental, gadis ini tidak normal, namun dalam kondisi seperti itu, Ati telah mengukir prestasi cemerlang di bidang olahraga bulu tangkis.

Prestasinya pun terbilang spektakuler karena sekali bertanding di ajang olah raga Special Olympic Summer Games XIII. (skd)