Jakarta (ANTARA) - Perusahaan raksasa barang mewah asal Prancis LVMH.PA, tidak meminta untuk bernegosiasi ulang atas akuisisi perusahaan perhiasan Tiffany & Co (TIF.N) senilai 16,2 miliar dolar, meskipun sebelumnya sempat mempertimbangkan untuk kembali bernegosiasi.
CEO LVMH Bernard Arnault telah melakukan pembicaraan dengan para penasihatnya pada pekan ini untuk mengidentifikasi cara-cara menekan Tiffany, supaya menurunkan harga yang disepakati yaitu 135 dolar per saham dalam bentuk tunai.
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Arnault tengah mempelajari apakah ada pelanggaran kewajiban berdasarkan perjanjian merjer kedua perusahaan barang mewah itu. LVMH pada Kamis (4/6) memberi pernyataan bahwa dewan juga membahas dampak pandemi COVID-19 pada kesepakatannya dengan Tiffany.
LVMH telah memutuskan tidak akan mengangkat masalah perubahan nilai kesepakatan dengan Tiffany untuk saat ini, setelah mempertimbangkan hambatan hukum yang muncul, kata sumber tersebut.
Arnault, yang juga pemegang saham pengendali LVMH, merasa khawatir bahwa perusahaannya harus membayar lebih untuk Tiffany, beberapa sumber mengatakan.
Akuisisi ini belum menerima beberapa persetujuan peraturan yang diperlukan, dan LVMH dapat meninjau kembali isu tersebut sebelum kesepakatan ditutup, terutama jika kondisi keuangan Tiffany memburuk.
Sementara Tiffany mematuhi perjanjian yang telah disepakati dengan para kreditornya, LVMH akan memonitor secara dekat keuangan Tiffany dalam beberapa minggu mendatang untuk melihat apakah ini tetap menjadi masalah, sumber tersebut menambahkan.
Jika Tiffany melanggar perjanjian, LVMH dapat menggunakan ini sebagai dasar untuk menyerukan negosiasi ulang persyaratan perjanjian merger, kata sumber tersebut.
Tiffany sendiri telah berdiskusi dengan para kreditornya untuk memastikan pihaknya tetap mematuhi perjanjian utang, ujar sumber yang meminta untuk tidak diidentifikasi karena pertimbangannya bersifat rahasia.
Hingga saat ini LVMH menolak berkomentar, sementara Tiffany tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Saham Tiffany mengalami pelonjakan sejak berita mengenai permasalahan ini muncul di media.
LVMH adalah perusahaan besar yang berada di belakang merek-merek mewah seperti Louis Vuitton, Fendi, Christian Dior dan Givenchy, serta sampanye Veuve Cliquot, telah menonjol selama beberapa tahun sebagai salah satu pemain top di sektor ritel kelas atas.
Berita Terkait
Kimberley nilai persiapan jadi kunci untuk tampil baik di Asian Games
Selasa, 3 Oktober 2023 7:25 Wib
Loewe turut berdonasi untuk lawan pandemi corona
Selasa, 21 April 2020 20:12 Wib
Bagi Van Gaal, tidak masuk akal Ajax dinobatkan sebagai juara
Minggu, 5 April 2020 11:37 Wib
Mantar Penyerang MU Ini Pensiun
Jumat, 9 Agustus 2013 14:00 Wib
Beginilah Prediksi Wajah George Alexander Louis
Rabu, 31 Juli 2013 10:04 Wib
Pelatih Akui Belanda Mengecewakan Di Babak Pertama
Sabtu, 8 Juni 2013 7:01 Wib