London (ANTARA) - Pertunjukan wayang klasik berbahasa Inggris dalam Lakon Jarasandha petikan Mahabarata dengan dalang Ki Sujarwo Joko Prehatin diiringi the Greater London Gamelan Players, digelar di Wilton’s Music Hall London, Jumat malam (20/11).
Pertunjukan yang berlangsung selama tiga jam mulai pukul lima sore waktu Inggris dilakukan secara virtual (daring), ujar dalang Ki Sujarwo Joko Prehatin kepada ANTARA usai acara.
"Meskipun pertunjukan dilakukan di Instagram Live dan YouTube KBRI London, namun kami semua harus tetap ikut protokol kesehatan," kata dia.
Mayoritas pemain Gamelan warga Inggris dari berbagai grup gamelan yang ada di Inggris, yakni Oxford dan Cambridge, serta sinden yang sudah tidak asing lagi dikalangan pemain gamelan Inggris yaitu Cathy Eastburn, Cecily dan Aga Ujma.
Seorang pemain gamelan, Peter Smith dari Oxford mengaku gembira bisa bermain gamelan lagi karena selama lockdown tidak ada kegiatan.
“Untung saya tinggal di desa bisa ngurus pitik," ujar Peter dengan bahasa Jawa yang medok.
"Pokoknya siapa saja pemain gamelan yang lagi longgar, bergabung dalam pementasan kali ini,” ujar Ki Sujarwo Joko Prehatin yang menyatakan bahwa persiapan acara itu hanya membutuhkan waktu satu hari.
Atase Pendidikan KBRI London, M. Arif Rokhman yang menyaksikan langsung pertunjukan wayang bersama sedikit orang, kepada ANTARA London mengatakan pementasan yang sangat bagus dan menyenangkan karena di masa sulit saat ini para pemain tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Counsellor KBRI London Hartyo Harkomoyo mengatakan pertunjukan budaya secara digital itu dihelat berkat kerja sama KBRI London dengan seniman di Inggris yang tergabung dalam the Greater London Gamelan Players.
Pertunjukan wayang, kata dia, selain untuk memperingati Hari Wayang, juga untuk mempromosikan budaya Indonesia kepada publik Inggris dan Irlandia dengan memanfaatkan platform digital, di tengah pandemi.
KBRI London menggelar pertunjukan secara digital, yaitu Wayang Kancil berjudul Water War dimainkan Dalang Eddy Pursubaryanto dan Wayang Modern ditulis seniman Inggris Kassie Jones berjudul "Herberth Finds a Home".
Menurut Hartyo, pertunjukan yang mendapatkan sambutan dari warganet baik masyarakat Inggris pecinta budaya Indonesia maupun WNI yang rindu menyaksikan wayang.
Diaspora Indonesia yang lama menetap di London, Sandy Adiguna mengatakan pertunjukan wayang online dalam bahasa Inggris, dengan logat medok Jawa, merupakan terobosan sangat menarik.
“Nonton wayang kulit ini berhasil mengobati rasa rindu tanah air, ujar Sandy.
Dikatakannya, musik Gamelan dimainkan dengan apik oleh orang Inggris membuat pertunjukkan semakin berkesan.
“Bahagia dan bangga melihatnya. Saya mengharapkan dimasa datang lebih sering dan banyak lagi lakon dimainkan serta dipertontonkan secara daring,” ujarnya.