Saat Surya Tenggelam Di Marina

id Sunset, Marina, Ampana, Sulteng

Bagi masyarakat sekitar, pemandangan itu mungkin sudah biasa, namun bagi wisatawan asing itu adalah hal yang mengagumkan," kata Ridwan, yang mengaku sering mengantar turis asing ke sejumlah daerah wisata di Kabupaten Tojo Una-Una."
Suatu sore sekelompok turis dari Eropa berenang di Pantai Marina, Kabupaten Tojo Una-Una, yang terletak di bagian timur Provinsi Sulawesi Tengah.

Mereka berenang sambil tertawa dan bercanda dengan saling mencipratkan air laut.

Begitu mendekati waktu matahari tenggelam (sunset), para wisatawan berkulit putih itu bergegas mentas menuju bibir pantai, selanjutnya duduk-duduk sambil menikmati minuman kaleng.

Matahari yang berwarna kuning kemerahan mulai bergerak perlahan dan menyentuh permukaan air laut di ufuk barat.

Sejumlah turis kemudian mengambil kamera untuk mengabadikan momen tersebut. Sementara rekan-rekannya berpose di depan kamera dengan menjadikan matahari tenggelam sebagai latar belakang pengambilan gambar.

Sebagian turis asing yang ditemui beberapa waktu lalu mengaku mengagumi pemandangan matahari tenggelam di Pantai Marina.

Mario, turis asal Italia, mengatakan pemandangan matahari tenggelam di pantai Marina terlihat sangat utuh sehingga sinarnya merata terpantul di permukaan air laut. "Pemandangan seperti ini jarang ditemui," katanya.

Mario saat itu berliburan bersama keluarganya selama beberapa hari di Kabupaten Tojo Una-Una.

Sarah, turis asal Amerika, juga mengungkapkan kekagumannya terhadap tenggelamnya mentari di Pantai Marina.

Dia mengatakan matahari yang tenggelam terlihat sangat dekat karena bentuknya sangat jelas. "It`s so close and so clear," katanya.

Pantai Marina terletak di Ampana, Ibu Kota Kabupaten Tojo Una-Una. Ampana berjarak 380 kilometer dari Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah.

Di sekitar pantai tersebut terdapat belasan pondok terbuat dari papan kayu yang disangga sejumlah tiang dari batang pohon kelapa setinggi sekitar satu meter.

Belasan pondok yang menghadap ke barat itu disewakan kepada pengunjung yang sengaja ingin menikmati pemandangan matahari tenggelam.

Pantai Marina tidak memiliki pasir, melainkan miliaran kerikil yang menutupi tanah hingga ke dasar laut.

Ridwan, warga sekitar mengatakan Pantai Marina kerap dikunjungi turis asing yang pada umumnya berasal dari Eropa.

Dia mengatakan, pemandangan matahari terbenam di Pantai Marina memang telah terkenal dengan pesonanya di kalangan masyarakat lokal ataupun turis asing.

"Bagi masyarakat sekitar, pemandangan itu mungkin sudah biasa, namun bagi wisatawan asing itu adalah hal yang mengagumkan," kata Ridwan, yang mengaku sering mengantar turis asing ke sejumlah daerah wisata di Kabupaten Tojo Una-Una.

Dia mengatakan, para turis tersebut setelah mengunjungi Pantai Marina biasanya akan berlanjut ke Kepulauan Togian yang bisa ditempuh lima jam dengan menggunakan kapal feri.

Di Kepulauan Togian, katanya, para turis asing biasanya tinggal berhari-hari sambil menikmati pemandangan alam bawah laut. "Tidak puas jika hanya sehari di Kepulauan Togian," kata Ridwan.

Selain Pantai Marina dan Kepulauan Togian, Kabupaten Tojo Una-Una memiliki sejumlah daerah tujuan wisata yang tak kalah menarik, seperti goa tua Mulangke, air terjun Toliba, cagar alam Tanjung Api dan wisata dataran Bulan.

                    Bangun Infrastruktur

Bupati Tojo Una-Una Damsik Ladjalani mengakui saat ini pemerintah daerah kesulitan untuk mempromosikan pariwisata karena terkendala masalah infrastruktur.

Ia mengatakan sebuah bandara saat ini sedang dibangun di daerahnya untuk memudahkan masyarakat yang akan berkunjung ke daerahnya.

Pembangunan bandara yang terletak di Kecamatan Ampana Tete itu diharapkan selesai pada 2013 sejak dibangun dua tahun silam.

Saat ini untuk menuju Kabupaten Tojo Una-Una dari Palu, Ibu Kota Sulawesi Tengah, hanya bisa ditempuh melalui perjalanan darat, dan membutuhkan waktu tempuh sekitar 10 jam.

"Kalau naik pesawat akan sangat cepat, tidak sampai satu jam akan sampai," kata Damsik.

Sementara itu, total biaya yang dibutuhkan untuk membangun bandara seluas 168,1 hektare ini sebanyak Rp35,5 miliar dari APBN.

Damsik menyebutkan bandar udara ini nantinya akan memiliki panjang landas pacu 2.420 x 300 meter, namun pada tahap awal akan dibangun sepanjang 1.300 meter.

Menurut dia, adanya Bandara Ampana akan lebih memperkenalkan pariwisata di Tojo Una-Una dan kabupaten tetangga.

Lebih lanjut, bupati dua periode ini mengatakan Bandara Ampana itu juga bertujuan untuk menyambut kegiatan bahari internasional bertajuk "Sail Tomini" pada 2014.

Sail Tomini sendiri akan berisi sejumlah acara inti yakni "Yacht Rally", "Fleet Review", forum bisnis dan pameran, festival selam, festival budaya dan tarian tradisional, serta lomba olahraga bahari.

Namun demikian, saat ini Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah terus berusaha agar pemerintah pusat menyetujui pelaksanaan "Sail Tomini" pada 2014.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah juga giat melakukan `lobby` ke berbagai negara yang potensial mengirim kapal tiang tinggi (tallship) dan perahu layar (yacht) yang akan berlayar menuju Kepulalau Togian di Teluk Tomini untuk meramaikan "Sail Tomini".

"Kalau `Sail Tomini` bisa terlaksana, pasti akan lebih memperkenalkan Tojo Una-Una dan Sulawesi Tengah ke dunia internasional," ujar Damsik.

Saat ini Tojo Una-Una juga telah memiliki kalender wisata tahunan yang banyak dikunjungi wisatawan asing, yakni Festival Bahari Togian. Di Kepulauan Togian atau di sejumlah pantai di Tojo Una-Una sebenarnya juga tempat yang indah untuk menikmati matahari tenggelam.

Jadi, indahnya matahari tenggelam tidak hanya bisa dinikmati di Pantai Marina namun bisa pula dinikmati di belahan manapun di Kabupaten Tojo Una-Una. Namun `sunset` di Marina bisa menjadi titik awal untuk menjelajahi keindahan Tojo Una-Una.  (R026)