Parimo percepat penyelesaian rehabilitasi irigasi dukung pertanian

id Daerah irigasi, di, irigasi, pengairan, pertanian, Parigi Moutong, pemkabparimo, DPUPRP, zubarid,Sulteng

Parimo percepat penyelesaian rehabilitasi irigasi  dukung pertanian

Ilustrasi- Saluran irigasi pertanian. ANTARA

Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah berupaya mempercepat penyelesaian rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) di sejumlah wilayah dalam rangka mendukung kegiatan peningkatan produktivitas pertanian di kabupaten itu.
 
"Tahun ini ada empat paket pekerjaan DI yang ditangani Dinas Pekerjaan Umum," kata Kepala Seksi Irigasi Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Parigi Moutong Zubaid di Parigi, Jumat.
 
Menurut dia, irigasi sangat penting bagi masyarakat, khususnya petani untuk mengairi persawahan mereka.
 
Yang mana, empat paket pekerjaan infrastruktur rehabilitasi irigasi itu berada di DI Parigi Kanan, Kecamatan Parigi Barat dengan pagu anggaran Rp1,3 miliar, kemudian DI Malanggo senilai Rp1 miliar, DI Sigenti, Kecamatan Tinombo dan DI Labalang Kecamatan Tinombo senilai Rp1,5 miliar.
 
Upaya perbaikan infrastruktur dilakukan, mengingat sejumlah irigasi sudah saatnya mendapat penanganan rehabilitasi karena mengalami kerusakan, selain itu sebagai mana Parigi Moutong menjadi salah satu daerah penopang pangan Sulawesi Tengah harus didukung dengan ketersediaan saluran irigasi memadai sebagai salah satu pendukung dalam meningkatkan produksi pertanian.
 
"Penting dilakukan perbaikan irigasi agar sistem pengairan lancar," ucapnya.
 
Ia mengaku, kegiatan rehabilitasi DI sedikit mengalami keterlambatan pada tiga paket pekerjaan yakni DI Parigi Kanan, kemudian DI Malanggo, DI Labalang Kecamatan Tinombo karena di picu sejumlah faktor teknis.
 
DI Parigi Kanan misalnya, realisasi progres pekerjaan sekitar 80 persen lebih, karena pihak pelaksana baru bekerja pada tanggal 10 Mei 2021, sementara kontrak telah ditandatangani sejak 3 Maret lalu dengan alasan petani masih menggunakan air di irigasi itu untuk kepentingan pengolahan sawah.
 
"Lalu, DI Malanggo realisasi pekerjaan sudah mencapai 90 persen. Di Malanggo sebenarnya tidak ada kendala berarti, atas keterlambatan ini kami tidak memberikan dispensasi atau penambahan waktu kepada pelaksana kegiatan tentunya mereka terkena denda, karena pemicunya hanya faktor cuaca yang tidak terlalu berpengaruh" kata Zubaid.
 
Ia menambahkan, progres realisasi pekerjaan DI Labalang baru mencapai 50 persen, karena saluran yang direhabilitasi melewati areal persawahan dan saat itu masih berada di musim tanam, sehingga petani meminta kepada pihak pelaksana agar pekerjaan dilaksanakan setelah panen pada pertengahan Juni 2021.
 
"Kami berharap keterlambatan-keterlambatan ini bisa secepatnya terselesaikan, supaya kegiatan pertanian tidak terganggu," demikian Zubaid.