Petani Palu pertahankan jagung sebagai komoditas utama

id Pemkotpalu, petani, jagung, produksi jagung, tanaman pangan,Sulteng, dinas pertanian, nur laila

Petani Palu  pertahankan jagung sebagai komoditas utama

Ilustrasi- Kegiatan panen jagung oleh pemerintah dan petani di Provinsi Sulawesi Tengah. ANTARA

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah menyebutkan hingga kini petani setempat masih mempertahankan tanaman jagung sebagai komoditas utama pada sub sektor tanaman pangan.
 
"Iya, jagung dan padi masih menjadi komoditas utama dalam rangka membantu menopang ketahanan pangan daerah ini," kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Palu Nur Laila yang ditemui di Palu, Minggu.
 
Ia menjelaskan, meski pun kondisi pertanian Kota Palu saat ini mengalami degradasi akibat pengembangan kawasan perkotaan dan permukiman, namun dua komoditas itu masih tetap di harapkan berproduksi.
 
Berdasarkan data Dinas Pertanian setempat, produksi jurang kurang pipilan kering lebih 1.739 ton lebih dengan rata-rata produktivitas 46,83 kuintal per hektare dari luas panen 371,40 hektare.
 
"Di bandingkan tahun 2019, produksi jagung Palu di angka 2.914 ton atau menurun 1.175 ton di tahun lalu," ujar Laila.
 
Ia memaparkan, selain faktor pengembangan kawasan permukiman, dampak gempa, tsunami dan likuefaksi juga mempengaruhi berkurangnya lahan pertanian produktif di ibu kota Sulteng, di tambah saluran irigasi banyak yang rusak akibat dampak bencana alam 28 September 2018.
 
Yang semula lahan produktif pertanian, hingga tiga tahun pascabencana menjadi lahan tidur karena ketersediaan air yang tidak memadai.
"Olehnya, kami menyarankan para petani beralih ke tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura cocok di olah pada lahan yang mini air, sejumlah wilayah juga telah dibantu sumur dangkal dalam rangka membantu proses produksi," tutur Laila.
 
Dinas Pertanian juga mencatat, areal persawahan yang mengandalkan irigasi kurang lebih 266,2 hektare, lalu posisi tahun sebelumnya seluas 365,7 hektare.
 
"Artinya terjadi penyusutan lahan seluas 99,5 hektare," kata dia menambahkan.
 
Upaya lain di lakukan Pemkot Palu dalam menjaga produktivitas pertanian, sejumlah kelompok tani (Poktan) di dorong menjadi kelompok penangkar benih padi varietas unggul.
 
Hal ini dimaksudkan, agar ketersediaan benih petani selalu terpenuhi tanpa harus mendatangkan benih dari luar daerah.
 
"Hasil ubinan padi di demplot pertanian Kelurahan Lambara, Kecamatan Tawaeli, Poktan "Sintuvu Anja" mampu memproduksi gabah kering panen (GKP) sebanyak 7,5 ton per hektare dari varietas padi Inpari 30. Poktan ini ke depan kami dorong menjadi kelompok penangkar benih," demikian Laila.