Surabaya (ANTARA) - Otoritas jasa keuangan (OJK) mencatat pemodal untuk mendanai pelaku UMKM cukup tinggi, tercatat sebanyak 6.495 investor sudah mendanai 17 pelaku usaha di Jawa Timur, sejak peluncuran Securities Crowdfunding (SCF) pada awal 2021.
Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal A1 OJK, Luthfy Zain Fuadi di Surabaya, Rabu mengatakan, sampai saat ini total dana yang dihimpun dari ribuan investor mencapai Rp25,04 miliar, hal ini seiring antusiasme pelaku usaha mencari dana di pasar modal.
SCF merupakan skema baru penggalangan dana bersama, atau upaya kolektif dari sejumlah individu secara daring menggunakan sebuah platform atau media sosial crowdfunding, kemudian dimanfaatkan membantu para pengusaha maupun UKM pemula.
"SCF ini diharapkan menjadi tempat peminjaman bagi masyarakat sehingga mereka tidak hanya meminjam dari perbankan atau pinjaman daring seperti peer to peer lending, namun bisa juga melalui pasar modal," katanya.
Luthfy mengatakan, SCF difungsikan untuk memperluas basis inklusi keuangan Indonesia yang ditargetkan mencapai 90 persen pada 2024.
Dengan meroketnya popularitas fintech saat ini, investasi crowdfunding telah menjadi alternatif untuk menghimpun dana tanpa perlu masuk bursa (go public) atau penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO).
"Crowdfunding menjangkau pelaku usaha yang sedang merintis usaha kecil dan ritel hingga industri kreatif supaya bisa meningkatkan kapasitas produksi agar tumbuh lebih cepat," katanya, saat berbincang dengan media.
OJK, kata dia, juga telah menerbitkan payung hukum berupa POJK Nomor 16/POJK.04/2021 tentang penawaran efek melalui layanan urun dana berbasis teknologi informasi (SCF) sebagai pengganti dari POJK Nomor 57/POJK.04/2020.
Penerbitan payung hukum yang dilakukan oleh OJK ini dilakukan agar investor dan pelaku UMKM merasa aman.
“Di skala nasional, SCF sudah berhasil menghimpun dana sebesar Rp495,18 miliar. Mengalami peningkatan sebesar 19,84 persen dari yang sebelumnya hanya Rp 413,19 miliar pada 2021,” tutur Luthfy.
Pertumbuhan total angka investasi ini turut dipengaruhi oleh kenaikan jumlah pemodal sebesar 15,22 persen. Untuk jumlah pemodal, saat ini total sudah ada 108.006 pemodal. Dari yang sebelumnya masih 93.733 per 30 Desember 2021 lalu.
Sedangkan jumlah penerbit atau UMKM yang menghimpun dana, kata Luthfy juga mengalami peningkatan. Dari yang hanya 190 perusahaan pada 30 Desember 2021 menjadi 230 perusahaan pada bulan Mei 2021 (year to date), atau mengalami peningkatan sebesar 17,94 persen.
Direktur Penilaian Perusahaan PT BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dengan tingginya minat pemodal dan semakin kondusifnya situasi, merupakan momentum yang tepat bagi para UMKM untuk melantai di bursa.
"Itu sebabnya dalam mendukung pengembangan usaha bagi para UMKM, OJK telah menerbitkan POJK Nomor 57/POJK.54/2021 tentang penawaran efek melalui layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi Securities Crowdfunding(SCF)," katanya.
Ia menjelaskan, skema SCF adalah mengoptimalkan ekosistem digital yang jauh dari kesan susah dan ribet, sehingga crowdfunding dapat menjangkau pelaku UMKM untuk dipertemukan dengan para investor dengan sangat luas dan tak terbatas.
Berita Terkait
Ini rekomendasi wisata libur akhir pekan ini di DKI Jakarta
Sabtu, 23 Maret 2024 10:02 Wib
Pemkot Palu majukan ekonomi masyarakat melalui pasar Ramadhan
Minggu, 17 Maret 2024 13:16 Wib
Inkubasi bisnis usaha kecil di Palu
Sabtu, 16 Maret 2024 21:46 Wib
Lokalisasi pelaku usaha kecil di Tondo Palu
Jumat, 15 Maret 2024 23:06 Wib
Wako Palu ajak UMKM masuk dalam program inkubator bisnis
Kamis, 14 Maret 2024 22:51 Wib
Wako Palu: Pasar Ramadhan bentuk pemberdayaan UMKM
Rabu, 13 Maret 2024 3:42 Wib
Pemkab-Sigi latih UMKM digitalisasi penawaran produk
Minggu, 10 Maret 2024 11:39 Wib
Kementerian BUMN terus memperluas pemasaran UMKM melalui platform PaDI
Jumat, 8 Maret 2024 14:37 Wib