Palu, (antarasulteng.com) - Komunitas Perantau Morowali (KPM) menggelar silaturahmi dan diskusi terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Morowali tahun 2018.
Koordinator KPM, Jasrin Talib yang dihubungi dari Palu, Kamis, mengatakan KPM merupakan wadah berkumpul bagi anak-anak daerah yang saat ini sedang merantau di ibu Kota Jakarta dan sekitarnya.
"Pertama kali kami menggelar diskusi dengan menghadirkan salah satu bakal calon bupati Morowali, Harry Azhar, Senin lalu," kata Jasrin.
Azhar merupakan putra Morowali kelahiran Desa Ambunu, Kecamatan Bungku Barat, yang terpanggil untuk membangun daerahnya lewat peluang menjadi calon bupati periode 2018-2023.
Azhar kata Jasrin, sangat banyak memberikan masukan dan pencerahan mengenai potensi dan sumber daya di Kabupatan Morowali, yang diharapkannya akan menjadi barometer perekenomian Sulawesi Tengah di masa mendatang.
Azhar sendiri berkisah tentang perjalanan karir di sebuah perusahaan asing sampai posisi direktur marketing, yang merupakan prestasi yang sangat baik. Tidak puas menjadi salah satu top management di perusahaanya, Azhar kemudian membangun perusahan sendiri dengan mengakuisisi sebagian saham sampai menjadi owner.
"Pencapaian tersebut tidak membuatnya berpuas diri di negeri orang, Azhar ingin kembali membangun daerahnya," ujarnya.
Selain itu, Azhar kata Jasrin mempunyai harapan besar bahwa Morowali mempunyai peluang untuk menjadi daerah yang berkembang melihat sumber daya alam yang sangat melimpah.
Sejumlah pemikiran positif Azhar yang sangat baik menurut Jasrin, yakni pengembagan kelapa sawit yang ada di morowali bahwa sudah waktunya kita melakukan value change dari kelapa mentah menjadi minyak jadi.
Kemudian pengembangan perikanan, di mana di daerah Morowali khususnya Bungku Selatan, sudah saatnya melakukan pembangunan pabrik ikan, di mana harga ikan segar dan yang telah dibekukan, jauh lebih bernilai komersil.
Selain itu, pengembangan sumber daya manusia yang akan terus ditingkatkan, dengan terus mendorong pendidikan ke arah yang lebih baik lagi. Hal tersebut sangatlah penting, untuk terus didorong dan dikawal karena tanpa SDM yang memadai, pengelolaan SDA tidak akan berhasil.
"Kami menamai kegiatan itu dengan KOPI Morowai atau Kongkow Politik Morowali. Itu akan menjadi agenda rutin kami menjelang Pilkada Morowali pada tahun 2018, dengan tujuan untuk menjadi wadah pengenalan calon pemimpin di Morowali," ucap Jasrin.