Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa Lintas Raya Terpadu (LRT) atau kereta api ringan Jabodebek merupakan 90 persen produk dalam negeri.
“Kita harus bangga, ini 90 persen produk anak bangsa,” kata Menhub Budi dalam Peresmian LRT Terintegrasi Jabodebek yang disiarkan secara daring melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin.
Budi mengatakan bahwa dalam proses produksinya, pemerintah berprinsip konservatif dan hati-hati agar LRT bisa melayani kepentingan publik dengan baik.
Sebagai insan transportasi, kata dia, pengembangan angkutan massal seperti LRT dan sebelumnya Moda Raya Terpadu (MRT) sangat penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam menyediakan transportasi yang cepat, ramah, dan murah bagi masyarakat.
Selain itu, penggunaan angkutan massal juga berkontribusi dalam pengurangan emisi dari kendaraan bermotor.
“Ini bisa menjadi contoh bahwa ini bisa dilakukan di kota-kota yang lain. Dan satu yang penting adalah ini budaya baru di mana kita menghargai waktu, lalu kita bersih (karena) tidak boleh makan dan minum (selama perjalanan LRT). Jadi ini budaya baru yang insya Allah bisa ditularkan kepada masyarakat,” kata Budi.
Agar penggunaan transportasi publik bisa lebih masif, Budi menjelaskan bahwa pemerintah akan terus menyiapkan infrastruktur transportasi yang menghubungkan titik timur, barat, utara, dan selatan.
“Saya pikir (penggunaan) MRT, LRT ini harus masif. Jadi dari titik timur-barat-utara-selatan itu harus nyambung semua, sehingga masyarakat setelah turun dari MRT atau LRT bisa melanjutkan dengan bus misalnya, supaya mereka tidak pakai mobil atau motor sendiri,” kata dia.
LRT Jabodebek dijadwalkan mulai beroperasi pada Senin di 18 stasiun yaitu yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat dan Jatimulya.
Selama satu bulan pertama, tarif kereta tanpa masinis yang dioperasikan dan diproduksi oleh PT Industri Kereta Api (INKA) itu ditetapkan flat sebesar Rp5.000 untuk seluruh lintas pelayanan.
Setelah masa tarif flat berakhir pada September 2023, pemerintah memberlakukan tarif maksimal Rp20.000 untuk jarah terjauh dan di bawah Rp20.000 untuk selain jarak terjauh.
Skema tarif ini mulai diberlakukan pada awal Oktober 2023 sampai dengan akhir Februari 2024.
Tarif LRT Jabodebek ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 67 Tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik.
Berdasarkan regulasi ini, tarif dasar LRT Jabodebek ditetapkan mulai Rp 5.000 untuk 1 km pertama, dan bertambah sebesar Rp700 per km selanjutnya.