Gubernur Sulteng Panen Jagung Hibrida Varietas Uri

id longki

Gubernur Sulteng Panen Jagung Hibrida Varietas Uri

Gubernur Sulteng Longki Djanggola panen jagung di Donggala ( Istimewa)

Donggala, Sulteng,  (antarasulteng.com) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan Bupati Donggala Kasman Lassa memanen jagung hibrida varietas URI di Desa Labuan Toposo, Kabupaten Donggala, Sabtu, yang khusus dikembangkan sebagai sumber benih bagi program pengembangan jagung di daerah ini.

Panen dilakukan di atas lahan penangkaran seluas tiga hektare dan hasilnya akan dijadikan sumber benih jagung untuk dikembangkan para petani.

Penangkaran ini dikembangkan atas kerja sama Dinas Pertanian Sulteng, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Sulteng, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulteng serta Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros, Sulawesi Selatan.

"Nantinya jagung yang dipanen hari ini akan dijadikan benih untuk pengembangan produksi jagung di Sulawesi Tengah. Ini akan kita jadikan lahan penangkaran benih sehingga ke depan petani jagung kita tidak lagi membeli benih dari luar daerah," kata Kadis Pertanian Sulteng Trie Iriani Lamakampali.

Pada kesempatan itu, gubernur juga menanam jagung hidrida varietas URI ini di lahan penangkaran untuk musim tanam berikutnya.

Gubernur Longki Djanggola saat berdialog dengan perwakilan dari 22 kelompok tani dan ternak di Labuan Toposo menyatakan optimismenya atas pengembangan jagung varietas URI ini.

"Selama ini, banyak produksi jagung kita dijual ke daerah lain, utamanya dari Buol dan Tojo Unauna, kemudian produksi itu diklaim oleh provinsi tetangga sebagai hasil produksi mereka. Kita yang punya hasilnya, mereka yang dapat namanya," kata Longki yang disambut tawa para petani.

Karena itu, kata Longki, untuk memastikan jagung produksi para petani di Donggala dan beberapa daerah lain di Sulawesi Tengah dapat diserap pasar lokal, HKTI dan Badan Urusan Logistik Sulteng telah menandatangani kontrak kerja sama pembelian jagung produksi para petani dengan harga yang menguntungkan petani.

Sesuai penjelasan Muhammad Ikbal, pegawai Dinas Pertanian Sulteng, dalam kondisi ideal, setiap hektare lahan jagung dapat menghasilkan sekitar 7 ton jagung pipilan, namun produktivitas lahan jagung Sulteng saat ini baru 3 sampai 5 ton/ha.

Sampai 2015, produksi jagung Sulteng baru sekitar 170.000 ton per tahun. Produksi paling besar dari Kabupaten Sigi 48.372 ton, Tojo Unauna 44.884 ton, Parigi Moutong 21.501 ton, Banggai 547 ton, Donggala 12.640 ton dan Poso 12.435 ton.

Saat ini harga jagung pipilan kering di tingkat petani rata-rata Rp3.000/kg, sedangkan di pasaran Kota Palu mencapai Rp5.000/kg.

"Kita berharap setelah adanya penangkaran jagung di Labuan Toposo ini, produksi jagung kita akan meningkat karena petani mendapatkan bibit yang berkualitas. Petani juga tidak perlu khawatir karena Bulog juga sudah punya komitmen untuk membeli jagung dari petani," sebut Longki.