Jakarta (ANTARA) - Kehampaan, keheningan, dan kesendirian menjadi suasana pembuka saat karakter Carol Danvers yang diperankan oleh Brie Larson kembali menghias layar lebar. Dirinya yang menyandang titel sebagai Kapten Marvel terbiasa menghadapi berbagai lawan seorang diri, termasuk ketika memusnahkan Supreme Intelligence.
Belandaskan keinginan untuk balas dendam dan mewujudkan impian Dr. Wendy Lawson (Annette Bening) untuk mengakhiri peperangan antara Kree dengan Skrull dalam “Captain Marvel” (2019), Carol Danvers kembali menginjakkan kakinya di Hala dan memusnahkan Supreme Intelligence dengan tangannya sendiri.
Sayangnya, memusnahkan Supreme Intelligence membuahkan situasi yang sama sekali tak terduga bagi Carol. Konsekuensi atas tindakannya justru melahirkan ketidakstabilan semesta yang ditandai oleh munculnya titik lompatan atau jump point.
Titik lompatan tersebut memiliki keterkaitan dengan revolusi bangsa Kree yang dipimpin oleh Dar Benn (Zawe Ashton) setelah musnahnya Supreme Intelligence. Bangsa Kree bahkan menyematkan titel baru untuk Carol, yakni Sang Pemusnah atau The Annihilator.
“The Marvels" yang disutradarai oleh Nia DaCosta mengisahkan perjalanan Carol Danvers yang berusaha menghadapi konsekuensi atas tindakannya. Perjalanan inilah yang mengantar Carol untuk bertemu dengan para pemilik kekuatan berbasis cahaya lainnya, yakni Kamala Khan atau yang juga dikenal sebagai Ms Marvel (Iman Vellani) dan Monica Rambeau (Teyonah Parris).
Baik Kamala maupun Monica memiliki hubungan tersendiri dengan Carol Danvers. Kamala merupakan penggemar berat dari Kapten Marvel. Ia bahkan memajang berbagai foto, gambar, hingga figur-figur Kapten Marvel di kamarnya.
Cita-cita dari Kamala Khan adalah bertemu dan berkawan baik dengan Kapten Marvel.
Di sisi lain, Monica merupakan anak dari sahabat Carol, yakni Maria Rambeau yang diperankan oleh Lashana Lynch dalam “Captain Marvel” (2019). Sebelumnya, Monica merupakan sosok yang sangat dekat dengan Carol.
Monica bahkan menyimpan foto-foto Carol yang acapkali menghabiskan waktu bersama keluarga Monica. Selain itu, Monica juga merupakan sosok yang mendesain pakaian Carol ketika beraksi sebagai Kapten Marvel.
Akan tetapi, kedekatan tersebut berubah setelah ‘blip’ dalam “Avengers: Endgame” (2019) membawa Monica kembali ke dunia setelah sempat menghilang dan menyadari bahwa ibunya, Maria Rambeau, telah meninggal dunia akibat komplikasi kanker.
Pertemuan Carol, Kamala, dan Monica melahirkan dinamika trio yang seolah-olah telah menjadi ciri khas Marvel Cinematic Universe, yakni interaksi antara karakter yang jenius, karakter yang mahir dalam pertarungan, dan karakter yang lucu.
Sebagaimana dinamika trio antara Tony Stark atau Iron Man (Robert Downey Jr.), Steve Rogers atau Captain America (Chris Evans), dengan Thor (Chris Hemsworth), Monica merupakan sosok yang pandai dan acapkali berbicara menggunakan istilah-istilah rumit seperti Tony Stark dalam nyaris setiap film dengan tokoh Iron Man di dalamnya.
Di sisi lain, Carol merupakan sosok yang paling mahir dalam bertarung selayaknya Steve Rogers dalam trio Tony-Steve-Thor. Bahkan, dinamika antara Carol dan Monica pada cuplikan resmi juga menggambarkan ketegangan yang menyerupai hubungan Tony Stark dengan Steve Rogers.
Dalam cuplikan tersebut, Carol dan Monica membantah pernyataan Kamala yang menilai bahwa mereka bertiga merupakan sebuah tim.
Lebih lanjut, terdapat Kamala Khan yang selalu menjadikan suasana lebih ringan dengan reaksi-reaksi komikalnya yang mengundang gelak tawa, sebagaimana karakter Thor dalam mayoritas filmnya. Akan tetapi, bukan berarti Kamala dan Thor tidak bisa bertarung seperti rekan-rekan mereka.
“You can stand tall, without standing alone”, merupakan kutipan dari Valkyrie (Tessa Thompson) yang menggambarkan situasi Carol Danvers dalam “The Marvels". Carol yang terbiasa bertarung sendiri, kini ditemani oleh Kamala dan Monica.
Situasi ini memaksa Carol untuk membangun kerja sama tim yang solid dalam rangka menghadapi Dar Benn. Apalagi, setiap Carol, Monica, dan Kamala menggunakan kekuatan mereka secara bersamaan, mereka bertiga akan bertukar posisi.
Oleh karena itu, dibutuhkan koordinasi yang kuat antara satu sama lain agar tidak terjadi kekacauan ketika mereka bertarung bersama.
Model suasana pertarungan antara Dar Benn melawan Carol, Monica, dan Kamala menyerupai suasana pertarungan yang berlangsung antara Thanos (Josh Brolin) melawan Iron Man, Doctor Strange (Benedict Cumberbatch), Spider Man (Tom Holland), dan Star Lord (Chris Pratt) dalam “Avengers: Endgame” (2019).
Berbagai konsep yang digunakan dalam “The Marvels" terasa mirip dengan konsep dalam film-film Marvel Cinematic Universe yang terdahulu, baik dari dinamika interaksi antara ketiga tokoh utama, suasana pertarungan, bahkan sejumlah lelucon yang dilontarkan.
Seolah-olah para penggarap “The Marvels" telah kehabisan ide baru, dan memutuskan untuk mengadopsi konsep yang sudah ada, kemudian mengubahnya sedikit untuk menyesuaikan dengan latar dalam film ini.
Meskipun demikian, kehadiran Park Seo Joon sebagai Pangeran Yan dari Aladna memberi sentuhan menarik dan menjadi daya jual tersendiri bagi film “The Marvels", terutama untuk merebut hati para penggemar dari aktor Korea Selatan tersebut.
Hari ini, “The Marvels" sudah dapat disaksikan di biskop Indonesia. Sebelum menonton “The Marvels", sebaiknya audiens menonton “Captain Marvel” (2019) untuk memahami konflik antara Kree dengan Skrull, latar belakang Carol Danvers, serta hubungannya dengan Monica.
Akan lebih baik apabila audiens juga menonton serial “Ms Marvel” untuk memahami Kamala Khan, serial “WandaVision” untuk memahami kisah Monica sebelum “The Marvels", serta menonton “Avengers: Infinity War” (2018) dan “Avengers: End Game” (2019) untuk memahami situasi “snap” dan “blip” yang terjadi akibat Thanos.
“The Marvels" akan menentukan apakah Carol Danvers dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya yang memusnahkan Supreme Intelligence milik bangsa Kree, bangsa yang pernah menjadi keluarganya meski hanya seumur jagung.