Semarang (ANTARA) - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Jawa Tengah ikut melakukan pendampingan dan deteksi dini penanganan berbagai permasalahan psikologis remaja sebagai bentuk kepedulian sekaligus upaya mencegah kasus bunuh diri yang marak belakangan ini.
“Banyaknya kasus bunuh diri yang dilakukan remaja membuat kami tergerak untuk mengadakan edukasi permasalahan psikologi remaja ini karena ilmu yang kita dapatkan bisa bermanfaat untuk mengatasi masalah yang timbul akhir-akhir ini,” kata Wakil Ketua III DPW Jateng Hesti Harso Susilo di Semarang, Sabtu.
Ia menyebut pendampingan dan deteksi dini penanganan permasalahan psikologis remaja merupakan bentuk kepedulian DWP terhadap keadaan mereka.
Dia meminta anggota DWP Jateng lebih peduli dengan persoalan psikologis remaja sehingga muaranya bisa melakukan pencegahan apabila mendeteksi adanya gangguan psikologis kalangan itu.
“Jadi mereka perlu pendekatan dari orang tua, ayah, ibu. Mereka perlu komunikasi yang baik sehingga anak-anak bisa melakukan kegiatan positif, untuk menghindari hal tersebut,” ujarnya.
Ia mengakui tidak mudah menjadi orang tua karena dibutuhkan berbagai pertimbangan dan kematangan dalam berpikir hingga memutuskan untuk membina rumah tangga.
Ibu sebagai mitra ayah dalam rumah tangga, kata dia, mempunyai fungsi penting dalam merawat dan membesarkan anak.
“Setiap orang tua ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka, keinginan tersebut akan membentuk pola asuh yang akan ditanamkan pada anak-anak. Jangan sampai terjadi kasus remaja yang mengalami depresi dan melakukan usaha percobaan bunuh diri, apalagi sampai bunuh diri,” katanya.
Menurut dia, orang tua memerlukan keterampilan berkomunikasi yang baik, untuk mengenali karakter diri dan anak, memandang diri dan kehidupan agar semua bisa menyikapi dan memperlakukan remaja dengan welas asih, empati, pengertian, tidak menghakimi, serta memberikan kesempatan pada remaja, untuk mengembangkan diri dan harga dirinya, namun tidak memanjakan.
Psikolog dari Universitas Diponegoro Semarang Novi Qonitatin mengatakan maraknya kasus bunuh diri pada remaja saat ini sebagai permasalahan remaja yang perlu segera ditangani dengan melibatkan berbagai pihak.
Ia mengatakan kesehatan mental menjadi hal penting karena efeknya bisa sampai mengakhiri nyawa.
“Sebetulnya banyak faktor yang melatarbelakangi. Remaja ini dalam masa perubahan, seperti pubertas, perubahan secara fisik, biologis, perubahan sosial,” ujarnya.
Belum lagi masalah akademik persaingan prestasi, sedangkan hal lain seperti tekanan lingkungan, persoalan di dalam keluarga, masalah ekonomi, dan lainnya yang menurut dia bisa menjadi pemicu gangguan psikologis.
Novi berharap, orang tua bisa mendeteksi kondisi tersebut sejak dini yang diawali dengan mendeteksi atau memperhatikan perubahan yang terjadi, misalnya anak yang semula rajin sekolah kemudian menjadi malas.
“Jika deteksi telah ditemukan maka anak bisa terbuka ke orang tua. Komunikasi dengan keterbukaan tersebut menjadi penting,” katanya.
Berita Terkait
Komnas Perempuan dorong lembaga adat berikan perhatian untuk kasus kekerasan seksual
Kamis, 5 Desember 2024 18:01 Wib
Komnas Perempuan: Keadilan restoratif bukan untuk kasus kekerasan seksual
Kamis, 5 Desember 2024 13:23 Wib
Tubagus Chaeri Wardana mangkir lagi panggilan kasus Sport Center
Jumat, 29 November 2024 9:27 Wib
Polda-Sulteng gagalkan peredaran sabu seberat satu kilogram di Palu
Jumat, 22 November 2024 18:47 Wib
Filipina sebut kembalinya Veloso dapat selesaikan kasus perekrutnya
Jumat, 22 November 2024 11:47 Wib
Komnas HAM: Kasus Mary Jane bentuk diplomasi perlindungan warga negara
Jumat, 22 November 2024 11:43 Wib
Majelis hakim tunda sidang putusan kasus dugaan korupsi Balai KA
Jumat, 22 November 2024 11:41 Wib
Kejagung periksa 4 eks pejabat Kemenhub terkait kasus jalur KA
Rabu, 20 November 2024 9:24 Wib