Jubir: Petinggi EU sebut tidak ingin menutup diri dari China

id uni eropa,china,xi jinping,wang wenbin,ktt china-uni eropa,beijing

Jubir: Petinggi EU sebut tidak ingin menutup diri dari China

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengungkapkan bahwa dua petinggi Uni Eropa (EU) saat bertemu Presiden Xi Jinping menyatakan EU tidak ingin merenggangkan hubungan dengan China.

"Presiden Charles Michel dan Presiden Ursula von der Leyen mengatakan sangat mementingkan hubungannya dengan China, tidak ingin memisahkan diri dari China," kata Wang dalam konferensi pers di Beijing, China, Kamis (7/12).

Charles Michel, yang merupakan ketua Dewan Eropa, serta Ursula von der Leyen, ketua Komisi Eropa, juga berharap EU dapat membangun hubungan jangka panjang yang stabil, dapat diprediksi, dan berkelanjutan dengan China, ungkap Wang.

Presiden Xi menerima kunjungan Michel dan von der Leyen di Wisma Negara Diaoyutai di Beijing pada Kamis (7/12) sebelum penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi (KTT) ke-24 China-Uni Eropa pada Jumat (8/12).

"EU dan China adalah dua kekuatan besar dunia dan merupakan mitra ekonomi dan perdagangan yang penting bagi satu sama lain, dengan bidang kerja sama yang semakin luas," ujar Wang saat mengulang pernyataan Michel dan von der Leyen.

Kedua pemimpin itu, kata Wang, menuturkan bahwa kerja sama EU-China bersifat timbal balik dan setara sehingga pengelolaan dan pengembangan hubungan baik kedua pihak berkaitan langsung dengan kepentingan kedua bangsa, serta kemakmuran dan keamanan dunia.

Pertemuan itu diharapkan dapat memberikan dorongan baru bagi perkembangan hubungan EU-China di masa depan.

Wang mengatakan bahwa EU dan China diharapkan akan terus memperkuat dialog dan kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan, pembangunan hijau dan digital, serta stabilitas dan keamanan rantai pasok industri.

"... juga memperkuat dialog dan mengupayakan kerja sama soal isu-isu global seperti perubahan iklim hingga kecerdasan buatan, yang menyangkut masa depan umat manusia," ujar Wang.

China, kata jubir Kemlu China itu, siap meningkatkan komunikasi dan terkait perbedaan di antara kedua pihak, China berharap ada penghormatan, keterbukaan, dan kejujuran untuk meningkatkan saling pengertian satu sama lain, katanya.

Menurut dia, EU juga siap menjalin komunikasi dan kolaborasi yang erat dengan China untuk menegakkan multilateralisme serta tujuan dan prinsip Piagam PBB dan untuk memfasilitasi penyelesaian masalah-masalah penting regional termasuk di Ukraina dan Timur Tengah.

Sedangkan Presiden Xi dalam pertemuan itu mengatakan hubungan China-EU mempunyai arti strategis serta pengaruh global, yang berdampak pada perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran dunia.

Xi juga menekankan bahwa tahun in menandai peringatan 20 tahun kemitraan strategis dan komprehensif China-EU.

"Kedua pihak tidak boleh menganggap satu sama lain sebagai saingan hanya karena kita berbeda sistem, mengurangi kerja sama hanya karena ada persaingan, atau terlibat konfrontasi hanya karena kita berbeda pendapat," kata Wang Wenbin.

Presiden Xi Jinping juga menekankan bahwa modernisasi China dan integrasi EU adalah keputusan strategis yang dibuat masing-masing oleh China dan EU dengan pandangan ke masa depan.

"China dan EU harus saling menghormati dan mendukung, memperkuat sinergi strategi pembangunan, dan mencapai pembangunan bersama," tambah Wang Wenbin.


Penyelidikan

KTT China-UE tersebut dilaksanakan setelah pada September Ursula von der Leyen mengumumkan bahwa EU sedang melakukan penyelidikan atas dugaan subsidi pemerintah China terhadap industri kendaraan listrik di negara itu yang berkembang pesat.

Ia menyebut mobil listrik China dijual dengan harga rendah di negara-negara EU dan praktik itu dimungkinkan karena adanya subsidi dari pemerintah.

Para pemimpin Eropa menganggap subsidi mengakibatkan kompetisi tidak adil dalam pasar otomotif Eropa. Namun, China mengkritik investigasi tersebut dan memperingatkan langkah itu akan merusak hubungan dagang dengan EU.

Selain itu, China juga mengungkit rencana investigasi EU atas subsidi China atas industri baja. Beijing menyebut penyelidikan akan mengganggu rantai pasok dan memberikan tamparan bagi perdagangan internasional.

Beijing juga keberatan dengan rencana EU untuk menerapkan Mekanisme Penyesuaian Pembatasan Karbon yang akan menetapkan tarif sebesar 20-35 persen atas barang-barang dengan harga karbon tinggi, seperti baja dan bijih besi.

EU telah menerapkan tarif tambahan terhadap 20 jenis baja dan produk baja tahan karat China serta menetapkan kuota impor sebagai langkah untuk melindungi pasarnya hingga pertengahan 2024.