Zaskia Adya Mecca hingga Habib Ja'far bicara tentang menikah muda

id Zaskia Adya Mecca , Habib Ja'far ,menikah muda

Zaskia Adya Mecca hingga Habib Ja'far bicara tentang menikah muda

Selebritas Zaskia Adya Mecca (ANTARA/Instagram/@zaskiadyamecca)

Jakarta (ANTARA) - Selebritas Zaskia Adya Mecca dan pendakwah Habib Ja'far mengungkapkan pandangan mereka tentang menikah muda, Zaskia misalnya, berpendapat generasi muda sebaiknya tidak tergesa-gesa dalam memutuskan menikah.


"Menikah jangan terlalu muda, ada masa di mana kita ingin menikmati hidup sendiri, tanpa dibebani dengan kewajiban dan tanggung jawab yang dapat ditunda," kata dia melalui siaran pers, Senin (8/1).

Zaskia melanjutkan, setelah menikah, khususnya seorang perempuan tidak bisa lagi menjadi diri sendiri seperti sebelum menikah, karena harus mengemban kewajiban dan tanggung jawab sebagai Ibu dan Istri.

Dia juga berpesan kepada para remaja untuk tidak menikah pada usia muda hanya karena terlalu cinta. Dia mengkhawatirkan bahwa cinta yang berlebihan bisa jadi bukanlah cinta sejati, melainkan hawa nafsu.

Sementara itu, melalui siaran pers yang sama, Kepala Subdirektorat Bina Keluarga Sakinah Kementerian Agama Agus Suryo Suripto mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka pernikahan anak yang tinggi.

Pernikahan anak yang tinggi ini, imbuh dia, menjadi akar dari banyak masalah di kemudian hari, sehingga Pemerintah melalui Kementerian Agama merasa perlu bertindak untuk menekan angka pernikahan anak di Indonesia.

Menurut Suryo, konsep BRUS pun dilahirkan sebagai upaya edukasi untuk remaja usia sekolah agar mampu menyiapkan masa depan sebaik-baiknya. Dia mengatakan, terdapat dua aspek penting yang perlu dipersiapkan sebelum menikah yakni kesadaran dalam mengelola diri dan penguatan keagamaan.

Berbicara lebih lanjut tentang menikah, masih dalam siaran pers yang sama, pendakwah Husein Ja'far Al Hadar atau dikenal dengan Habib Ja'far mengatakan pernikahan seharusnya dilakukan karena kesiapan, bukan karena dorongan nafsu belaka.

Dia menekankan pengendalian nafsu seharusnya dilakukan melalui pengembangan potensi diri, bukan dengan menikah terlalu dini.

"Nikah itu karena mampu, bukan sekadar ingin menghindari perzinaan. Tidak tepat jika mengatakan bahwa menikahkan remaja untuk menghindari zina," kata dia.

Menurut dia, lebih tepat jika menghindari zina adalah dengan tidak berzina, lalu melakukan kegiatan yang positif untuk mengembangkan diri dan prestasi, karena pengembangan diri akan menghindarkan pernikahan dini.