Peter Bono dan Wolff masih emosional dengan kemenangan Hamilton

id Lewis hamilton,peter bonnington,toto wolff,mercedes,gp inggris,gp inggris 2024

Peter Bono dan Wolff masih emosional dengan kemenangan Hamilton

Pembalap Mercedes asal Inggris Lewis Hamilton merayakan di podium usai menjuarai Grand Prix Formula Satu Inggris di sirkuit balap motor Silverstone di Silverstone, Inggris tengah, Minggu (7/7/2024). ANTARA/AFP/Benjamin Cremel/am.

Jakarta (ANTARA) - Insyinyur sekaligus rekan dekat Lewis Hamilton, Peter “Bono” Bonnington dan Kepala Tim Mercedes Toto Wolff mengaku masih merasa emosional setelah juara dunia tujuh kali itu memenangkan Grand Prix Inggris di Sirkuit Silverstone, akhir pekan lalu.

Bono dan Hamilton, yang menangis itu berbagi podium bermandikan sampanye setelah kemenangan mereka yang ke-83 bersama-sama, mengaku emosional setelah mengalami 945 hari tanpa kemenangan sejak kemenangan terakhir mereka di Grand Prix Arab Saudi 2021.

“Sudah lama sekali (sejak kami meraih kemenangan). Ia dan saya telah bekerja keras untuk mencoba kembali ke sini (podium tertinggi). Itu hanya langkah kecil, tapi butuh banyak langkah (untuk mencapainya),” kata Bonnington, dikutip dari AFP, Selasa.

Dalam balapan penuh drama dengan kondisi yang berubah-ubah, Hamilton dan Bonnington mempertahankan posisi dan ban lalu mengambil inisiatif dengan pergantian ban yang berani di lap-lap terakhir.

Saat itulah Bonnington mengetahui bahwa penantian panjang pembalapnya untuk meraih kemenangan sudah dekat.

“Saya tidak mengatakan bahwa tidak ada keraguan, tapi saya tahu bahwa begitu dia berhasil mengatasi masalah tersebut -- segera setelah saya diminta untuk 'diam' -- maka saya tahu bahwa permainan telah dimulai,” ungkap dia.



Pada tugas terakhir itu, Hamilton melewati Lando Norris (McLaren) dan melawan juara dunia tiga kali Max Verstappen (Red Bull) untuk mengklaim rekor kemenangan kesembilan di Grand Prix Inggris dan rekor kemenangan ke-104 dalam karirnya.

Sementara, Wolff mengaku tetap memiliki keyakinan pada Hamilton meskipun pembalap Inggris berusia 39 tahun itu memutuskan untuk hengkang ke Ferrari pada akhir musim ini.

“Itu adalah perpisahan yang luar biasa setelah 12 tahun bersama. Ini adalah Grand Prix Inggris terakhir kami bersama-sama dan hasil akhirnya seperti sebuah dongeng. Kami meninggalkan penonton Inggris dengan pembalap Inggris yang paling ikonik dan paling sukses,” ungkap Wolff.

“Dia adalah pembalap yang fantastis dan ketika dia merasa bisa memenangkan grand prix, saat itulah dia menjadi begitu kuat,” ujarnya menambahkan.

Meski demikian, Wolff mengaku tidak akan berlarut-larut dalam euforia mengingat pembalap lainnya, George Russell, tidak menyelesaikan balapan karena adanya masalah tekanan air pada mobil.

“Dari segi kinerja, sepertinya kami akan kembali (ke performa yang baik),” kata Wolff.