Palu (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulawesi Tengah (Sulteng) mengingatkan adanya ancaman penyakit bangkalan yang menyerang tanaman durian dan berpotensi menimbulkan kerugian bagi petani maupun pelaku usaha.
“Penyakit bangkalan ini harus diwaspadai, apakah karena virus atau kurangnya unsur hara,” kata Kepala Dinas TPH Sulteng Nelson Metubun pada kegiatan pelatihan ekspor dan business matching kepada packing house (PH) komoditi durian di Palu, Kamis.
Ia mengatakan penyakit tersebut membuat daging buah durian menjadi tawar sehingga nilai jual menurun. Kondisi itu, kata dia, telah mendorong sejumlah petani di Parigi Moutong menebang pohon durian dan beralih menanam kakao.
Nelson menyebut penyakit itu juga berdampak pada pelaku usaha PH karena menurunkan pasokan buah dari produsen yang dapat mempengaruhi target Sulawesi Tengah dalam rantai pasok durian dunia.
Oleh karena itu, lanjut dia, Dinas TPH Sulteng telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk menganalisis sampel pohon yang terinfeksi serta mencari solusi.
Ia mengatakan upaya pengendalian di tingkat kabupaten juga dilakukan guna mencegah penyebaran lebih luas.
Menurut Nelson, langkah-langkah tersebut dilakukan di tengah terbukanya peluang ekspor langsung durian Sulawesi Tengah ke Tiongkok.
Sementara itu, saat ini sebanyak 114.103 pohon durian produktif Parigi Moutong, tersebar di lahan seluas 1.114 hektare, memiliki 16 rumah kemas atau packing house durian.
“Untuk itu, pelatihan ini untuk memperluas wawasan, meningkatkan kapasitas, dan memperkuat jejaring kerja sama agar durian Sulawesi Tengah bisa menembus pasar dunia,” ujarnya.
Pada pelatihan ini juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara pelaku usaha PH durian dengan perangkat daerah, termasuk Dinas TPH, Dinas Pangan, serta pihak perbankan, untuk menjaga mutu dan memperkuat permodalan usaha.
