Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Palu berziarah dan tabur bunga di bekas lokasi tsunami, likuefaksi serta pemakaman masal mengenang tujuh tahun tragedi bencana alam menghantam ibu kota Sulawesi Tengah (Sulteng).
"Ziarah kami lakukan adalah bentuk penghormatan kepada korban, sekaligus refleksi bencana dahsyat menimpa Kota Palu tujuh tahun lalu yakni 28 September 2018," kata Wali Kota Palu Hadianto Rasyid di Palu, Minggu.
Ia mengemukakan, tiga bencana alam datang sekaligus memporak porandakan Kota Palu yakni gempa, tsunami dan likuefaksi menjadi duka mendalam bagi masyarakat di daerah ini.
Peristiwa alam itu dijadikan bahan refleksi untuk selalu memperbaiki diri dan selalu mengingat Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa sebagai pemilik alam semesta.
Bencana alam dahsyat ini menjadi pelajaran bagi masyarakat dan pemerintah, bahwa Palu merupakan daerah rawan terhadap bencana, oleh karena itu langkah mitigasi dan edukasi kebencanaan harus terus diperkuat.
"Bukan berarti kita menanti musibah, melainkan mempersiapkan diri menghadapi ketetapan Allah SWT," ujarnya.
Adapun lokasi yang dikunjungi rombongan Pemkot Palu yakni bekas tsunami di Kelurahan Besusu, bekas likuefaksi Kelurahan Balaroa Kecamatan Palu Barat dan bekas likuefaksi Kelurahan Petojo Kecamatan Palu selatan serta pemakaman masal di Kelurahan Poboya Kecamatan Mantikulore.
Semoga kehadiran ini menjadi niat tulus untuk mengirim doa, memberikan penghormatan dan menjadi pengingat bagi masyarakat akan kewajiban untuk mengenang setiap tanggal 28 September.
"Kita bermunajat kepada Allah SWT agar para korban dimuliakan sebagai syuhada, mendapat kelapangan dan kemudahan di sisi-Nya," ucap Hadianto.
Selain ziarah dan tabur bunga, Pemkot Palu juga menggelar zikir bersama di lapangan Vatulemo Palu.
