Stok beras Bulog Sulteng 8.800 ton

id panen, padi

Stok beras Bulog Sulteng 8.800 ton

Gubernur Longki Djanggola saat panen padi di Sigi beberapa waktu lalu. Sigi merupakan salah satu sentra produksi di Sulteng (Anas Masa).

Kami berharap saat panen raya ini, penyerapan beras petani akan lebih besar
Palu (Antaranews Sulteng) - Stok beras di gudang Bulog Sulawesi Tengah hingga kini masih sekitar 8.800 ton, cukup untuk kebutuhan penyaluran beberapa bulan ke depan.

Kepala Perum Bulog melalui Kepala Bidang Pengadaan dan OPP, Bahar Haruna di Palu, Jumat, mengatakan penyaluran beras terbesar selama ini untuk kebutuhan masyarakat miskin.

"Sebagian besar hasil pengadaan beras di Sulteng diperuntukkan bansos atau rastra," katanya.

Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, Bulog setiap bulan menyaluran beras untuk kebutuhan rumah tangga miskin (RTM) di 13 kabupaten dan kota berkisar 2.000 ton lebih.

Penyaluran tersebut berkurang dibandingkan beberapa tahun sebelumnya yang rata-rata mencapai 3.000 ton/bulan.

Penurunan penyaluran dikarenakan jatah beras bagi RTM oleh pemerintah pusat dikurangi, sebelumnya setiap KK menerima 15 kg beras dengan harga Rp1.600/kg, mulai 2018 tinggal 10 kg per KK setiap bulan.

Tetapi, kata dia, kalau sebelumnya penerima membayar Rp1.600/kg, kini jatah beras dialokasikan pemerintah pusat kepada RTM di seluruh Tanah Air secara gratis.

Bahar juga mengatakan beras yang disalurkan kepada RTM semuanya berasal dari produksi petani di sejumlah kabupaten di Provinsi Sulteng.

Bulog Sulteng pada 2018 ditargetkan membeli beras petani sebanyak 50.000 ton. Realisasi sampai saat ini baru sekitar 2.500 ton.

Pengadaan masih "seret" karena panen raya baru mulai berlangsung di sejumlah sentra produksi beras di Sulteng.

Dalam pada panen raya saat ini, Bulog Sulteng akan memaksimalkan pembelian dengan turun langsung ke petani dan penggilingan padi di masing-masing daerah.

"Kami berharap saat panen raya ini, penyerapan beras petani akan lebih besar," katanya.

Kendala utama Bulog untuk membeli beras petani yakni harga beras di tingkat produsen masih jauh di atas HPP (harga pembelian pemerintah) Rp7.300/kg.

Sementara harga beras pembelian pedagang di tingkat petani di wilayah Sulteng berkisar Rp8.000 hingga Rp9.000 per kilogram.