Gerombolan Paramiliter Kolombia Bunuh 10 Petani

id kolombia, bunuh

 Gerombolan Paramiliter Kolombia Bunuh 10 Petani

Ilustrasi (reuters)

Bogota - Sedikitnya 10 petani tewas di bagian barat-laut Kolombia oleh sekumpulan orang yang diduga sebagai anggota kelompok paramiliter yang terlibat dalam penyelundupan narkotika, kata beberapa sumber resmi, Kamis (8/11).
        
Kelompok tersebut, yang dikenal dengan nama Los Rastrojos (The Scraps) diduga melepaskan tembakan dan melemparkan granat ke arah para petani itu di Kota Kecil Santa Rosa de Osos di Negarabagai Antioquia, Kolombia barat-laut, karena korban tak membayar uang pemerasan kepada gerombolan tersebut.
        
Pembantaian petani itu, termasuk seorang perempuan, terjadi sekitar pukul 18.00 Rabu oleh gerombolan penjahat pemeras dan penyelundup narkotika, kata Gubernur Antioquia Sergio Fajardo.
        
Fajardo mengatakan negara bagiannya menjadi tempat pertempuran antara gerombolan penjahat yang baru muncul, Rastrojos, dan kelompok lain --yang disebut Los Urabenos, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat. Kedua gerombolan itu saling serang untuk berebut kekuasaan atas jalur perdagangan narkotika dan pemerasan.
        
"Pemerasan masih menjadi alat utama penjahat yang terorganisir," kata Fajardo.
        
Menurut Wali Kota Santa Rosa de Osos Jair Francisco Palacio dan beberapa sumber lain, anggota gerombolan itu menyerbu satu pertanian tempat para petani belum lama ini telah kembali dari bekerja seharian di ladang.
        
Beberapa kantor berita, dengan mengutip Kepala Polisi Antioquia David Guzman, melaporkan tiga anggota gerombolan menembak para petani dengan menggunakan senapan dan senjata genggam. Para penjahat tersebut juga melempar granat ke arah petani, setelah para pekerja pertanian tak bisa menjawab apakah mereka melakukan pemerasan.
        
Beberapa anggota Rastrojos "telah terlihat memeras petani setempat", dan "beberapa anggota gerombolan telah ditangkap", kata Wali Kota Palacio. Ditambahkannya, pembunuhan itu mungkin dilatar-belakangi aksi balas dendam. (Ant/Xinhua-OANA)