Nila Moeloek: masyarakat cenderung masih sepelekan diabetes

id Diabetes,nila moeloek,posbindu,hari diabetes,diabetes internasional ,Hari kesehatan

Nila Moeloek: masyarakat cenderung masih sepelekan diabetes

Menteri Kesehatan Indonesia pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo Nila Moeloek saat diwawancarai awak media massa terkait diabetes di Jakarta, Selasa (12/11/2019). (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Selama ini masyarakat cenderung menyepelekan atau bahkan tidak tahu dengan tanda-tanda ini

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo Nila Moeloek mengatakan masyarakat di Indonesia cenderung masih menyepelekan diabetes. 

"Selama ini masyarakat cenderung menyepelekan atau bahkan tidak tahu dengan tanda-tanda ini," katanya dalam kegiatan diskusi Generasi Sehat untuk Indonesia Unggul di Jakarta, Selasa. 

Masyarakat perlu mengetahui tanda-tanda penyakit diabetes di antaranya sering haus, cepat lapar dan sering buang air kecil di malam hari.

Sebagai contoh, ia mengatakan saat sering haus masyarakat terkadang berpikir bahwa hal itu disebabkan suhu udara yang panas. Selanjutnya jika sering lapar dianggap karena kurang konsumsi makanan.

Begitu pula masyarakat yang sering buang air kecil di malam hari malah menganggap hal itu disebabkan banyaknya konsumsi air atau cairan pada siang hari.

"Padahal ini merupakan tanda-tanda diabetes sehingga seharusnya kita menjadi lebih peka," katanya.

Baca juga: IDAI: 90 persen anak penderita diabetes perlu terapi insulin seumur hidup
Baca juga: Guru besar : Olahraga 150 menit per pekan dapat cegah diabetes melitus tipe 2

Karenanya, selain penyediaan fasilitas penanganan diabetes, ia mengatakan harus ada tindakan-tindakan promotif untuk menyadarkan masyarakat terkait penyakit diabetes. Hal itu juga dapat berupa penyuluhan dengan tema "ingat diabetes".

Posbindu

Nila Moeloek juga mengatakan pemerintah saat ini sudah menyediakan pos binaan terpadu (posbindu) untuk menangani masyarakat yang mengidap diabetes.

"Posbindu ini merupakan fasilitas dari pemerintah untuk penanganan diabetes di Indonesia. Jadi, masyarakat perhatikan pola makan dan pemerintah sediakan fasilitasnya," kata dia. 

Secara umum, posbindu merupakan kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) terintegrasi,  salah satunya yakni diabetes.

Selain posbindu, Nila menyebutkan pemerintah juga memiliki sekitar 10.000 pukesmas, 22.000 klinik mandiri dan pos pelayanan terpadu (posyandu).

"Khusus untuk posyandu, saya sudah sarankan agar dijadikan pos keluarga sehingga tidak hanya melayani anak-anak, melainkan juga orang dewasa," kata dia.


Baca juga: Pelajar Baubau temukan manfaat daun kelor untuk obat diabetes
Baca juga: Penderita diabetes tetap bisa berpuasa kecuali komplikasi