Jakarta (ANTARA) - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna meminta pemerintah menambah peralatan radar untuk melengkapi wilayah-wilayah yang selama ini belum terpantau radar untuk mencegah pesawat asing masuk.
"(Wilayah) Udara banyak yang belum tercover," katanya, usai menjadi pembicara diskusi "Technology and Security: Whats Next?" di @amerika Pacific Place, Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, wilayah-wilayah yang saat ini masih belum tercover dalam pemantauan radar harus segera dilengkapi radar, baik radar militer maupun penerbangan sipil.
"Kalau semua sudah tertutupi dan terintegrasi dengan baik, tidak mungkin ada pesawat asing akan masuk. Itu harus dipenuhi," kata mantan Kepala Staf Umum TNI AU tersebut.
Agus kemudian menceritakan kejadian pesawat asing melewati wilayah udara Indonesia yang sempat ditemuinya ketika menjabat Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makassar.
Seketika itu, kata dia, langsung dikerahkan pesawat Sukhoi untuk memaksa pesawat asing tersebut mendarat yang setelah diperiksa ternyata mengangkut pasukan PBB dari Timor Leste ke Timur Tengah.
Dari pemeriksaan itu, Agus mengatakan kru pesawat ternyata sudah mengantongi izin memasuki wilayah udara negara lain, seperti Singapura, Malaysia, hingga Thailand, tetapi tidak mengantongi izin dari Indonesia.
"Saya tanya kenapa enggak ada izin? Kata mereka sudah berapa kali lewat sini aman. Akhirnya, mereka didenda. Tetapi, dulu dendanya masih murah," katanya.
Namun, kata dia, sekarang peraturan perundang-undangan sudah menerapkan hukuman yang lebih berat dan denda yang lebih besar jika ada pesawat melanggar wilayah kedaulatan RI.
Diakui Agus, alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang negara ini memang kurang, mengingat luasan Indonesia yang sedemikian besar, tetapi bisa disiasati.
"Kesiapan alutsista harus ada di wilayah-wilayah kita, misalnya di Sumatera sudah ada, Kalimantan sudah ada. Harusnya, seperti di Natuna ada sistem aplus," katanya.
Artinya, kata Agus, pesawat tempur tetap siap siaga melakukan patroli di kawasan perbatasan, tetapi ada pergantian personel yang bertugas mengoperasikan, termasuk di Tarakan dan Papua.
"Zaman dulu, waktu saya di A-4 Skyhawk itu ada di mana-mana pesawat keliling. Pergantian pilotnya saja, pesawat 'stand by' di sana," katanya.
Berita Terkait
KSAU persiapkan SDM mumpuni untuk perkuat satuan ruang angkasa
Rabu, 9 Oktober 2024 14:27 Wib
TNI AU didik personel bidang teknologi untuk perkuat pertahanan siber
Rabu, 9 Oktober 2024 12:24 Wib
KSAU bertemu Angkatan Udara Singapura bahas kerja sama pertahanan
Rabu, 15 Mei 2024 9:42 Wib
Presiden lantik Marsdya Tonny sebagai KSAU Jumat pekan ini
Rabu, 3 April 2024 9:32 Wib
Presiden tunjuk Marsdya Tonny Harjono sebagai KSAU
Selasa, 2 April 2024 8:09 Wib
KSAU: TNI sudah amati perkembangan AI untuk pertahanan negara
Senin, 4 Desember 2023 16:27 Wib
KSAU bangga Letda Pnb Ajeng jadi penerbang tempur perempuan pertama
Senin, 18 Mei 2020 15:04 Wib
Saran mantan KSAU, terkait rencana beli pesawat tempur
Minggu, 16 Februari 2020 7:48 Wib