Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir meminta jajarannya, baik Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) maupun Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah untuk meninjau ulang pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) seiring meningkatnya kasus COVID-19.
"Jaga protokol kesehatan dan jangan lengah, Insya Allah kita bisa mengatasinya," ujar Haedar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Haedar mengatakan kenaikan kasus COVID-19 yang diakibatkan varian Omicron mesti menjadi perhatian bersama. Maka dari itu, ia meminta agar MCCC dan Dikdasmen mengawal pelaksanaan PTM, utamanya di institusi pendidikan milik Muhammadiyah.
Ia juga mengajak masyarakat untuk tak abai menerapkan protokol kesehatan serta memaksimalkan vaksinasi penguat yang tengah digencarkan pemerintah.
"Masyarakat dan seluruh elemen bangsa untuk waspada dan seksama dalam menghadapi peningkatan ini," kata dia.
Dalam keterangan resmi Satgas COVID-19, terjadi peningkatan kasus terkonfirmasi positif yang signifikan pada Minggu (6/2). Kasus konfirmasi positif harian COVID-19 bertambah sebanyak 36.057 dan meninggal dunia akibat virus tersebut sebanyak 57 orang.
Menanggapi meningkatnya kasus dalam beberapa pekan terakhir, Ketua MCCC Agus Samsudin menyatakan 89 Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) siap melakukan peningkatan kapasitas layanan.
"Kami akan meningkatkan kapasitas rumah sakit, seperti tahun lalu kita ada 3.000 tempat tidur bila terjadi, tapi Insya Allah tidak. Tapi, jika terjadi gelombang ketiga, kita sudah mempersiapkan tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit Muhammadiyah," kata Agus.
Bukan hanya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Bidang Kesehatan yang akan disiapkan, tapi juga AUM lain, seperti Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), termasuk sekolah-sekolah Muhammadiyah juga disiapkan dalam menghadapi lonjakan kasus ini.
Menurutnya, kesiapan MCCC bukan hanya pada bantuan tenaga dalam pelaksanaan vaksinasi, tapi juga mengaktifkan kembali selter untuk isolasi. Semua ini dilakukan sebagai persiapan MCCC jika sewaktu-waktu kasus COVID-19 meningkat.
"Termasuk, gencar melaksanakan vaksinasi tahap ketiga (booster) untuk sivitas akademika maupun masyarakat umum," kata dia.
"Jaga protokol kesehatan dan jangan lengah, Insya Allah kita bisa mengatasinya," ujar Haedar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Haedar mengatakan kenaikan kasus COVID-19 yang diakibatkan varian Omicron mesti menjadi perhatian bersama. Maka dari itu, ia meminta agar MCCC dan Dikdasmen mengawal pelaksanaan PTM, utamanya di institusi pendidikan milik Muhammadiyah.
Ia juga mengajak masyarakat untuk tak abai menerapkan protokol kesehatan serta memaksimalkan vaksinasi penguat yang tengah digencarkan pemerintah.
"Masyarakat dan seluruh elemen bangsa untuk waspada dan seksama dalam menghadapi peningkatan ini," kata dia.
Dalam keterangan resmi Satgas COVID-19, terjadi peningkatan kasus terkonfirmasi positif yang signifikan pada Minggu (6/2). Kasus konfirmasi positif harian COVID-19 bertambah sebanyak 36.057 dan meninggal dunia akibat virus tersebut sebanyak 57 orang.
Menanggapi meningkatnya kasus dalam beberapa pekan terakhir, Ketua MCCC Agus Samsudin menyatakan 89 Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) siap melakukan peningkatan kapasitas layanan.
"Kami akan meningkatkan kapasitas rumah sakit, seperti tahun lalu kita ada 3.000 tempat tidur bila terjadi, tapi Insya Allah tidak. Tapi, jika terjadi gelombang ketiga, kita sudah mempersiapkan tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit Muhammadiyah," kata Agus.
Bukan hanya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Bidang Kesehatan yang akan disiapkan, tapi juga AUM lain, seperti Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), termasuk sekolah-sekolah Muhammadiyah juga disiapkan dalam menghadapi lonjakan kasus ini.
Menurutnya, kesiapan MCCC bukan hanya pada bantuan tenaga dalam pelaksanaan vaksinasi, tapi juga mengaktifkan kembali selter untuk isolasi. Semua ini dilakukan sebagai persiapan MCCC jika sewaktu-waktu kasus COVID-19 meningkat.
"Termasuk, gencar melaksanakan vaksinasi tahap ketiga (booster) untuk sivitas akademika maupun masyarakat umum," kata dia.