Palu (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah membantu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melaksanakan survei indeks risiko terorisme (IRT) dan indeks potensi radikal (IPR) tahun 2022 di Sulteng.
Kepala Bidang Penelitian FKPT Sulteng Irfan Mufti, di Palu, Sabtu, mengatakan riset mengenai IRT dan IPR merupakan program tahunan BNPT melalui FKPT untuk mengetahui kondisi lapangan terkait dengan potensi radikal dan terorisme.
"Sehingga hasil riset akan menjadi rujukan untuk melaksanakan program-program pencegahan dan deradikalisasi," ucap Irfan Mufti coaching enumerator survei indeks risiko terorisme melalui FKPT Sulteng, di Palu, Sabtu.
Irfan yang merupakan Akademisi Universitas Tadulako Palu mengemukakan BNPT dan FKPT telah menetapkan daerah-daerah di Sulteng yang menjadi sasaran riset meliputi Banggai, Morowali, Morowali Utara, Poso, Donggala dan Kota Palu.
"BNPT dan FKPT membentuk tim enumerator atau tim lapangan yang akan bertugas melaksanakan penelitian," ujarnya.
Ia menyebut, tim lapangan sebelum bertugas melaksanakan riset terlebih dahulu diberi penguatan terkait dengan muatan-muatan riset.
Terkait hal itu Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel Czi Rahmad Suhendro menguraikan pada tahun 2022 BNPT melibatkan FKPT di 34 provinsi se-Indonesia melaksanakan survei di 227 kabupaten/kota.
"Survei ini guna memperoleh gambaran mengenai indeks risiko terorisme tahun 2022," ucap Rahmad.
Ia menerangkan survei IRT terbagi menjadi dua dimensi yaitu dilihat dari dimensi supply pelaku.
"Hal ini berkaitan dengan seberapa besar munculnya pelaku teror di suatu daerah," ujar Rahmad.
Kemudian, kata dia, dilihat dari dimensi target yaitu seberapa besar suatu daerah berpotensi menjadi target atau sasaran aksi teror.
Saat ini, ia menguraikan, BNPT dan FKPT Sulteng telah melaksanakan beberapa tahapan kegiatan meliputi penyusunan instrumen pengukuran, penentuan sampel lokasi terpilih, penentuan enumerator hingga penyusunan kuesioner.
BNPT dan FKPT Sulteng melaksanakan coaching enumerator survei indeks risiko terorisme melalui FKPT Sulteng, di Palu, Sabtu (13/8/2022). (ANTARA/Muhammad Hajiji)
Kepala Bidang Penelitian FKPT Sulteng Irfan Mufti, di Palu, Sabtu, mengatakan riset mengenai IRT dan IPR merupakan program tahunan BNPT melalui FKPT untuk mengetahui kondisi lapangan terkait dengan potensi radikal dan terorisme.
"Sehingga hasil riset akan menjadi rujukan untuk melaksanakan program-program pencegahan dan deradikalisasi," ucap Irfan Mufti coaching enumerator survei indeks risiko terorisme melalui FKPT Sulteng, di Palu, Sabtu.
Irfan yang merupakan Akademisi Universitas Tadulako Palu mengemukakan BNPT dan FKPT telah menetapkan daerah-daerah di Sulteng yang menjadi sasaran riset meliputi Banggai, Morowali, Morowali Utara, Poso, Donggala dan Kota Palu.
"BNPT dan FKPT membentuk tim enumerator atau tim lapangan yang akan bertugas melaksanakan penelitian," ujarnya.
Ia menyebut, tim lapangan sebelum bertugas melaksanakan riset terlebih dahulu diberi penguatan terkait dengan muatan-muatan riset.
Terkait hal itu Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Kolonel Czi Rahmad Suhendro menguraikan pada tahun 2022 BNPT melibatkan FKPT di 34 provinsi se-Indonesia melaksanakan survei di 227 kabupaten/kota.
"Survei ini guna memperoleh gambaran mengenai indeks risiko terorisme tahun 2022," ucap Rahmad.
Ia menerangkan survei IRT terbagi menjadi dua dimensi yaitu dilihat dari dimensi supply pelaku.
"Hal ini berkaitan dengan seberapa besar munculnya pelaku teror di suatu daerah," ujar Rahmad.
Kemudian, kata dia, dilihat dari dimensi target yaitu seberapa besar suatu daerah berpotensi menjadi target atau sasaran aksi teror.
Saat ini, ia menguraikan, BNPT dan FKPT Sulteng telah melaksanakan beberapa tahapan kegiatan meliputi penyusunan instrumen pengukuran, penentuan sampel lokasi terpilih, penentuan enumerator hingga penyusunan kuesioner.