Tojo (ANTARA) - Satuan Tugas Preemtif Operasi Madago Raya Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyebutkan imam masjid memiliki peran penting dalam membentengi masyarakat dari paham radikalisme dan intoleransi di Kabupaten Tojo Una-Una.
"Imam masjid dan pegawai syara' memiliki peran penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan serta mencegah radikalisme dan intoleransi di wilayah ini," kata Kasatgas II Preemtif Operasi Madago Raya Polda Sulteng AKBP Moh. Taufik di Tojo Una-Una, Senin.
Oleh karena itu, pihaknya menyelenggarakan peningkatan kemampuan bagi para imam masjid dan pegawai syara' se-Kabupaten Tojo Una-una guna menangkal paham radikalisme dan intoleransi di Provinsi Sulteng.
Ia menjelaskan kegiatan ini merupakan salah satu program prioritas Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya 2024 Tahap III untuk menjaga keamanan dan mencegah radikalisme di wilayah Sulawesi Tengah, khususnya Kabupaten Tojo Una-una.
Ia menjelaskan kegiatan ini merupakan salah satu program prioritas Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya 2024 Tahap III untuk menjaga keamanan dan mencegah radikalisme di wilayah Sulawesi Tengah, khususnya Kabupaten Tojo Una-una.
Kegiatan ini, kata dia, agar para imam masjid dan pegawai syara' dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang bahaya radikalisme dan intoleransi, sehingga mereka dapat menjadi ujung tombak dalam menangkal paham-paham tersebut di masyarakat.
Pada kesempatan itu para peserta mendapatkan materi tentang peran imam masjid dan pegawai syara' dalam menangkal radikalisme dan intoleransi, serta moderasi beragama sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
"Dengan demikian, mereka dapat menjadi agen perdamaian dan toleransi di lingkungan masing-masing, membentengi warga dari paham radikal, sehingga dapat berkontribusi dalam menjaga keharmonisan dan persatuan bangsa," ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah Prof Doktor Zainal Abidin sebagai narasumber.
Pada kesempatan itu, Zainal Abidin menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Menurutnya, moderasi beragama adalah sikap yang seimbang dan adil dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama, yang penting untuk diterapkan di tengah kemajemukan bangsa Indonesia yang kaya budaya dan agama.
"Perbedaan suku, ras, agama dan antargolongan adalah karunia Tuhan yang harus dikelola dengan baik. Walaupun berbeda, tetapi kita harus satu Indonesia," ujarnya.
Zainal Abidin juga mengingatkan para imam masjid dan pegawai syara' untuk selalu menjadi teladan bagi masyarakat dalam menerapkan moderasi beragama dan selalu menyebarkan pesan perdamaian.*