Palu, (Antaramews Sulteng) - Kepala Bidang Pengadaan dan OPP Perum Bulog Sulawesi Tengah, Bahar Haruna mengatakan pembelian beras pembelian beras untuk pelayanan publik (public service obligation/PSO) untuk memenuhi kebutuhan stok nasional pada 2018, masih mengacu pada standar harga yang ditetapkan pemerintah.

"Kami membeli beras petani untuk PSO mengacu kepada harga eceran tertinggi (HET) pemerintah yang diatur dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2015," katanya di Palu, Senin.

Ia mengatakan Bulog Sulteng selama kurun Januari 2018 ini sudah membeli beras petani, khususnya premium.

Sementara untuk beras medium (PSO), masih nihil alias belum ada realisasi.

Namun demikian, kata dia, jika musim panen tiba di awal Maret mendatang, Bulog akan mengenjot pembelian beras untuk PSO sesuai target yang ditetapkan.

Pada 2018 ini, Bulog Sulteng ditargetkan membeli beras petani untuk kebutuhan penyaluran di daerah itu sebanyak 40.000 ton atau turun dibandingkan sebelumnya yang mencapai 42.160 ton.

Penyerapan beras petani pada 2017, kata Bahar melebihi target yang ditetapkan Bulog. "Kita saat itu bisa menyerap sekitar 43.000 ton dari target hanya 42.160 ton," katanya.

Dia juga menambahkan Bulog Sulteng akan mempertahankan diri sebagai Divisi Regional (Divre) mandiri di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Pada 2017, Divre Perum Bulog Sulteng berhasil mandiri dalam hal ketersediaan beras dari hasil pengadaan lokal.

"Kita mencoba mempertahankan kemandirian beras di daerah ini," kata Bahar.

Selama 2017, Bulog Sulteng bahkan bisa mengirim beras ke Sulut 7.000 ton. Pada tahun ini, tidak menutup kemungkinan Bulog Sulteng kembali bisa mengirimkan beras ke daerah lain yang mengalami defisit stok karena pengadaan minim," kata dia.

Bulog Sulteng mapa musim panen (MP) 2018 ini membeli beras petani sesuai HET yakni sebesar Rp7.300/kg. Harga beras di tingkat produsen saat ini rata-rata diatas Rp8.000an/kg.

Pewarta : Anas Masa
Editor : Anas Masa
Copyright © ANTARA 2024