Tips pilih suplemen yang terbaik menurut pakar

id tips pilih suplemen,jamur cordyceps,Suplemen

Tips pilih suplemen yang terbaik menurut pakar

Ilustrasi suplemen (ANTARA/Pixabay)

Suplemen-suplemen paling baik yang sesuai kebutuhan
Jakarta (ANTARA) - Suplemen bisa menjadi salah satu pilihan Anda jika kebutuhan nutrisi melalui makanan tidak bisa terpenuhi. Lalu bagaimana memilih suplemen yang terbaik untuk Anda?

"Suplemen-suplemen paling baik yang sesuai kebutuhan," ujar Guru Besar Fakultas MIPA dan Pakar Biomolekuler Universitas Brawijaya, Prof. Widodo dalam Webinar "Tangguh Hadapi 'New Normal' bersama H2 Cordyceps", Rabu.

Dia mengatakan, saat ini masyarakat dunia menghadapi masalah pandemi virus SARS-CoV2, maka idealnya suplemen yang dikonsumsi mengandung antivirus, lalu anti inflamasi karena rata-rata infeksi virus juga menyebabkan inflamasi.

Menurut Widodo, Anda juga bisa memilih suplemen yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh atau menstimulasi sistem imun. Salah satu pilihan Anda, suplemen mengandung jamur Cordyceps Militaris.

"Cordyceps memiliki beberapa bahan aktif dan bersifat sebagai immunodobulator, anti-inflamasi, antivirus dan bisa mengobati gangguan pernapasan, termasuk antioksidan," kata dia.

Berdasarkan prediksi melalui analisis bioinformatik, kandungan Adenosin dan Cordycepin dalam Cordyceps berpotensi sebagai antivirus dengan struktur mirip dengan Galidesivir, yakni antivirus yang disinyalir cocok untuk virus corona dan sudah melalui uji klinis fase pertama.

"Strukturnya (Adenosin dan Cordycepin) menghambat, mengganggu proses replikasi virus. Bahan-bahan aktif ini yang bisa bekerja sistemik untuk melakukan proses ketika tubuh kita imbalancing, sehingga sistem imun bisa terjaga baik," papar Widodo.

Dia menuturkan, jamur Cordyceps Militaris relatif aman dikonsumsi untuk jangka panjang namun sebaiknya tetap memperhatikan dosisnya.

"Konsep herbal di samping aktivitasnya, kemanan, lalu dosisnya. Dosis yang dianjurkan harus dipatuhi. Untuk Cordyceps, karena sifat antiviral, blocking gandaan material genetik sehingga dianjurkan tidak terlalu banyak, meskipun belum ada literatur yang menyatakan efek samping dengan dosis tertentu," tutur Widodo.