Arifin Panigoro berharap penanganan tuberkulosis harus lebih gencar

id Arifin panigoro,tb indonesia,tuberkulosis ,Pandemi corona

Arifin Panigoro berharap penanganan tuberkulosis harus lebih gencar

Ketua Dewan Pembina Stop TB Partnership Indonesia Ir Arifin Panigoro. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pembina Stop TB Partnership Indonesia Ir Arifin Panigoro mengatakan apabila pandemi COVID-19 sudah mulai melandai maka penanganan tuberkulosis (TB) harus lebih gencar lagi di Tanah Air.

"Sebab saat ini kita sedang fokus dan perhatian terarah ke penanganan COVID-19 yang menjadi prioritas utama," kata dia di Graha BNPB Jakarta, Selasa,

Akibatnya, proses penanganan TB yang selama ini telah dilakukan menjadi menumpuk karena terabaikan oleh penanganan COVID-19.

Oleh karena itu, ke depan ia menyarankan pemerintah harus melihat penanganan penyakit tersebut secara extraordinary atau out of the box.

Jika penanganan TB biasa-biasa saja maka dikhawatirkan peningkatan kasus penyakit tersebut meningkat drastis. Bahkan, Indonesia bisa menyelip Cina dan India yang berada di urutan kedua dan pertama kasus terbanyak dunia.

Ia mengatakan ancaman tuberkulosis sebenarnya jauh lebih tinggi jika dibandingkan COVID-19 saat ini. Sebab, satu tahun saja penyakit yang disebabkan kuman mycobacterium tersebut dapat membunuh 100 ribu orang per tahun.

"Sebetulnya untuk Indonesia kasus ini serius banget. Bandingkan saja 100 ribu orang setahun corona tidak ada apa-apanya dari jumlah meninggal," kata dia.

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Wiendra Waworuntu mengatakan penularan TB dan COVID-19 sama-sama melalui droplet atau percikan air liur.

"Tapi perbedaan dua penyakit ini ialah satu akibat virus satu lagi karena kuman," katanya.

Ia mengatakan saat ini Kemenkes telah memiliki alat yang bisa digunakan untuk penyembuhan COVID-19 sekaligus TB secara bersamaan.*