Belajar Dari Sail Raja Ampat

id hasanuddin, atjo

Belajar Dari Sail Raja Ampat

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, Hasanuddin Atjo (AntaraSulteng/Rolex Malaha)

"kita sudah membuat surat edaran ke Kementrian dan Lembaga bahwa Sail Tahun 2015 akan dilangsungkan di Provinsi Sulawesi Tengah, saat ini sedang diupayakan lahirnya Kepres", ucap Menko Kesra.
Palu (antarasulteng.com) SAIL RAJA AMPAT telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudoyono,Sabtu 23 Agustus 2014 bertempat di Pantai WTC, singkatan dari Waisai Torang Cinta setelah di lounching oleh Menko Kesra Agung Laksono tanggal 27 Maret 2014 di Gedung Mina Bahari III, Kementrian Kelautan dan Perikanan di Jakarta.

WTC yang biasa kita dengar adalah singkatan World Trade Center di Amerika Serikat atau di Mangga Dua Square Jakarta sebagai pusat perdagangan atau bisnis. Singkatan WTC semula terkesan merupakan upaya pemerintah setempat agar tempat tersebut mudah diingat orang karena sudah populer.  

Beberapa saat kemudian penulis teringat dengan strategi Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yu yang negerinya saat itu serba kekurangan dan tidak teratur namun ingin sejajar dan maju seperti beberapa negara di Eropa.

Guna merealisasikan  keinginan itu, Lee membangun visi bersama rakyatnya dengan cara mengirim kartu pos kepada seluruh rakyatnya yang isinya menciptakan Singapura menjadi negeri maju dan teratur melalui sejumlah gambar-gambar keindahan dan keteraturan. Setelah 35 tahun atau sekitar tahun 2000, visi itu berhasil dicapai dengan rakyat turun ke jalan memproklamirkan “We Have Arrived” sebagaimana yang kita lihat saat ini.

Dari dua kasus di atas dapat diambil hikmah bahwa untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan, maka diperlukan (1) pelibatan masyarakat secara luas, dan (2) keberhasilan merupakan sebuah proses  yang memiliki tujuan jelas.

Kalimat Waisai Torang Cinta tentunya punya makna yang luas antara lain mengajak masyarakat Papua umumnya dan khususnya Raja Ampat agar memanfaatkan potensi pesisir dan lautnya secara baik untuk manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat dan menjaganya agar berkelanjutan atau boleh dikata merupakan sebuah visi. Dengan adanya visi bersama ini maka tujuan dapat dicapai.

Makna Sail

Presiden SBY dalam sambutan tanpa teks mengemukakan bahwa ada dua makna dari penyelenggaraan Sail. Pertama adalah pemerataan pembangunan antara kawasan karena akan dibangun sejumlah infrastruktur, Pembangunan ekonomi melalui pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil seperti  sektor perikanan, wisata bahari, perhubungan laut, energi dan mineral, jasa lingkungan sampai ke bio-teknologi. Kesemua ini adalah untuk memicu investasi demi kesejahteraan rakyat  yang sebesar-besarnya.  

Kedua dalam konteks membangun komunikasi internasional bahwa dengan SAIL, hadir sejumlah wakil negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, yang tentunya dapat menjadi informan bagi kondisi dan potensi Indonesia yang sesungguhnya di negaranya masing-masing.

Salah satu bukti peran aktif negara-negara itu adalah ikut sertanya kapal perang dari Amerika Serikat, Australia dan Singapura dalam parade kapal atau sailing-pass.  

Mengakhiri sambutannya, Presiden SBY mengemukakan bahwa "kita harus hidup berdampingan secara damai, tidak bisa hidup sendiri, olehnya harus membangun komunikasi dengan negara-negara lain karena saling membutuhkan".

Sebelumnya Menko Kesra dalam sambutannya mengemukakan bahwa ada 21 kegiatan besar yang dilaksanakan dalam rangka Sail Raja Ampat mulai pembangunan infrastruktur, ekonomi, sosial sampai ke pertahanan keamanan yang melibatkan 35 kementerian terkait.  

Menko Kesra menitip pesan kepada Presiden SBY agar menyampaikan ke Presiden-Wakil Presiden RI terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla bahwa di tahun 2015 sudah ada beberapa provinsi yang ingin menjadi tuan rumah penyelenggara Sail di antaranya Provinsi Sulawesi Tengah, yang selanjutnya diamini oleh Presiden SBY pada saat memberikan sambutan: "saya akan teruskan permintaan saudara Menko Kesra kepada Pak Jokowi tentang Sail 2015”.

Dihadiri Gubernur Sulteng

Acara puncak Sail Raja Ampat juga dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Tengah Drs H.Longki Djanggola,MSi, Bupati Parigi Moutong Syamsul Rizal Tombolotutu, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi, Hj Zalzumidah Djanggola, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Parigi Moutong, Hj Nurwahidah Tombolotutu, Kadis Kelautan dan Perikanan Hasanuddin Atjo dan Drs. Ridwan Mumu mewakili Karo Humas dan Protokol, serta beberapa staf dari Dinas Kelautan dan Badan Promosi Provinsi.

Gubernur Longki mengatakan bahwa "sengaja kita datang ke Sail Raja Ampat untuk belajar berbagai hal yang terkait dengan penyelenggaraan Sail, dimulai dari rancangan kemasan promosi, persiapan infrastruktur, kegiatan penyelenggaraan sampai kepada kegiatan pasca-Sail. Siapa tau kita disetujui  menjadi tuan rumah Sail Tomini 2015, meskipun saya tau bahwa fasilitas akomodasi dan transportasi di Raja Ampat masih terbatas, namun saya bersama Bupati Parimo, tim penggerak PKK dan beberapa SKPD tetap datang".

Panorama Laut dan Keramahan

Menuju Kabupaten Raja Ampat dapat ditempuh dari Kota Sorong menggunakan transportasi laut atau udara.  Bila melalui alur laut menggunakan kapal berkecepatan 27 knot/jam dan diperlukan waktu sekitar 2 jam, sementara transportasi udara dilayani dengan pesawat kecil sejenis Casa.

Setidaknya ada delapan kapal cepat berkapisitas 400-500 orang yang setiap hari bolak-balik menghubungkan Sorong dan Raja Ampat. Berdasarkan diskusi dan pengamatan, maka yang menjadi daya tarik Raja Ampat  bagi wisatawan lokal, nasional dan mancanegara adalah (1) Panorama bawah laut yang menakjubkan, karena kondisi terumbu karang sangat terpelihara dan populasi ikan yang masih beragam yang dipublikasikan secara baik dengan akses yang mudah dan cepat dan (2) Keramahan dan etika masyarakat dalam melayani tamu, sehingga tercipta rasa nyaman dan aman.  

Yance Palijama adalah penduduk Kota Sorong asli Maluku yang sudah lama bermukim di Sorong merupakan salah satu narasumber.

Om Yance, demikian panggilan akrabnya berprofesi sebagai supir dari sebuah usaha rental di Kota Sorong. Sekilas penampilannya sederhana namun sangat menguasai tata cara mengemudi, beretika dalam bertutur, menguasai destinasi wisata bahkan yang menarik memiliki akses untuk mendapatkan akomodasi hotel maupun tiket penerbangan.  

Penulis sempat bertanya sepertinya om Yance ini profesional ya?  Iya bapak, kami secara reguler mendapat pembinaan dari pemerintah setempat dan perusahaan rental, jawabnya.  Dari pengalaman ini kiranya usaha jasa rental di Sulawesi Tengah sudah saatnya didesain bagaimana strategi menuju usaha jasa yang profesional.

Sail Tomini, 2015.

Jalan menuju tuan rumah  penyelenggara Sail Tomini telah berproses sejak 2011. Selanjutnya tanggal 1 Juli 2014 dalam paparan Gubernur Longki djanggola di hadapan Menko Kesra telah diputuskan bahwa Sail 2015 adalah SAIL TOMINI dengan tuan rumah penyelenggara Provinsi Sulawesi Tengah.  

Terakhir dalam keterangan Menko Kesra dihadapan Gubernur Longki di ruangan VIP Bandara Sorong Domine Eduard Oshok, Minggu (24/8) menyebutkan; "kita sudah membuat surat edaran ke Kementrian dan Lembaga bahwa Sail Tahun 2015 akan dilangsungkan di Provinsi Sulawesi Tengah,  saat ini sedang diupayakan lahirnya Kepres".

Kalau di Raja Ampat daya tariknya hanya terbatas pada keindahan panorama bawah laut, namun jumlah kunjungan wisatawan baik lokal dan mancanegara jauh melebihi kunjungan ke Sulawesi Tengah yang dipandang memiliki destinasi wisata yang lebih lengkap dimulai dari wisata religi, wisata alam, wisata budaya dan wisata panorama bawah laut.

Keunggulan ini tentunya harus dimanfaatkan dengan membuat peta destinasi berbasis IT, mempersiapkan infrastruktur serta mendorong peran serta biro perjalanan, hotel dan restoran.  Diperlukan sebuah desain untuk itu.

Bila Sail Tomini 2015 dilaksanakan, maka spektrum yang ditimbulkan bukan hanya untuk kemajuan Sulawesi Tengah tetapi juga terhadap kemajuan delapan provinsi yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah serta sekitar  35 kabupaten/kota.

Oleh karena itu Gubernur Longki Djanggola di kesempatan yang terpisah mengajak kepada seluruh pemerintah kabupaten/kota untuk bersama-sama mengsuskseskan even yang bersekala internasional ini, demikian pula kepada seluruh masyarakat Sulawesi Tengah kiranya dapat memberi kesan yang baik kepada saudara-saudara kita yang datang berkunjung.  Infrastruktur, keramahan dan kesiapan masyarakat tentunya menjadi salah satu faktor penting.  Kita harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, karena selain Sulawesi Tengah ada beberapa provinsi juga bermohon kepada Menko Kesra agar ditunjuk menjadi tuan rumah SAIL tahu. 2015.  Selanjutnya Even ini juga dapat dijadikan ajang promosi bahwa  di tahun 2016, terjadi sebuah peristiwa alam yang langka yaitu gerhana matahari total.  Kejadian ini di dunia, antara lain hanya dapat di lihat di beberapa tempat di Sulawesi Tengah.  

Dari catatan di atas menunjukkan bahwa kita harus bekerja lebih keras lagi, mempersiapkan informasi yang mudah di akses, mempersiapkan infrastruktur,  mempersiapkan masyarakat,  serta jasa-jasa yang terkait dengan pengembangan wisata. Semoga. *) Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah.