Realisasi investasi di Sulteng tahun 2020 capai Rp30,88 triliun

id Sulteng,Sandi,Corona,Palu,Sulbar

Realisasi investasi di Sulteng tahun 2020  capai Rp30,88 triliun

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola (tengah) bersama Komisaris Utama PT Trinitan Metals And Minerals Tbk (TMM) Komjen (Purn.) Insmerda Lebang (tiga kiri), Direktur TMM Widodo Sucipto (dua kanan), dan Kapoda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Basso (kanan) menekan tombol menandai permulaan (groundbreaking) pembangunan smelter nikel di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (28/10/2020). Perusahaan nasional tersebut akan berinvetasi dengan membangun smelter untuk pemurnian nikel menggunakan teknologi hidrometalurgi Step Temperature Acid Leach (STAL) yang diklaim mampu mengolah nikel kadar rendah menjadi logam nikel murni kelas satu dengan biaya investasi dan operasional yang lebih rendah dan lebih ramah lingkungan. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc.

Palu (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat realisasi investasi periode Januari-Desember 2020 mencapai Rp30,88 triliun yang didominasi investasi asing.

"Angka ini melebihi dari total target yang ditetapkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)  sebesar Rp24,20 triliun dengan prosentase pencapaian yaitu sebesar 127,60 persen,"kata Kepala DPMPTSP Sulteng Christina Shandra Tobondo di Kota Palu, Senin.

Lima besar daerah yang berkontribusi terhadap realisasi investasi di Sulteng yaitu Kabupaten Morowali dengan nilai realisasi investasi Rp22,64 triliun, Kabupaten Morowali Utara dengan nilai realisasi investasi Rp4,26 triliun.

Selanjutnya Poso dengan nilai realisasi investasi Rp3,24 triliun, Kota Palu dengan nilai realisasi investasi Rp314,49 miliar dan Banggai dengan nilai realisasi investasi Rp129,64 miliar.

"Dengan kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp25,62 triliun atau 83 persen, lebih besar dibandingkan dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp5,26 Triliun atau 17 persen,"ujarnya.

Berdasarkan negara asal PMA, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mendominasi dari lima negara teratas yang menanamkan modalnya atau berinvestasi di Sulteng sepanjang 2020 dengan nilai investasi Rp10,31 triliun atau 39,55 persen. Disusul Singapura yaitu Rp7,38 triliun atau 28,80 persen, Hongkong RRT Rp 4,51 triliun atau 17,60 persen, Taiwan Rp3,45 triliun atau 13,46 persen dan Inggris Rp33,64 miliar atay 0,13 persen.

Selain itu,  berdasarkan sektor usaha, ada lima besar sektor usaha dengan nilai realisasi terbesar sepanjang 2020 antara lain industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 22,84 triliun atau 74 persen.

Kemudian listrik, gas dan air Rp4,02 triliun atau 13 persen, tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp1,22 triliun, atau 3,9 persen. Berikutnya transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp1,01 triliun atau 3,6 persen dan Perumahan, kawasan industri dan Perkantoran Rp853,98 miliar atau 2,8 persen.

"Capaian realisasi investasi di Provinsi Sulteng pada periode 2020 berhasil menyerap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebanyak 10.506 orang," ujar Christina Sandra.