Pegiat musik Parigi Moutong terpuruk akibat dampak pandemi COVID-19

id Musisi, pegiat musik, pegiat seni, seniman, Parigi Moutong, Sulteng, pandemi COVID-19

Pegiat musik Parigi Moutong terpuruk akibat dampak pandemi COVID-19

Ketua komunitas relawan musisi Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Zulfikar. ANTARA/Moh Ridwan

Parigi (ANTARA) -
Para pegiat musik di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengaku terpuruk karena terbatas ruang gerak akibat dampak pandemi COVID-19.

"Tentu ini menjadi sebuah hal yang sulit kami terima. Pembatasan sosial atas kebijakan pemerintah terhadap situasi yang tidak kondusif ini membuat kami semakin lesu," kata Ketua komunitas relawan musisi Parigi Moutong Zulfikar ditemui, di Parigi, Jumat.

Dia menjelaskan, semenjak pandemi COVID-19 melanda di kabupaten itu aktivitas mereka bermusik tidak lagi seintens di masa-masa sebelumnya, yang mana lewat kegiatan bermusik menjadi dapur bagi para musisi menafkahi keluarga.

Bermusik, dari pentas ke pentas di situasi saat ini tidak lagi seramai dulu, pembatasan kegiatan masyarakat atas kebijakan pemerintah seolah mempersempit ruang bagi musisi menghidupi keluarga.

"Kalau aturan dan kebijakan tersebut harus di patuhi, mohon kiranya pemerintah bisa memperhatikan kami sebagai pekerja seni, dengan penerapan aturan itu pekerjaan tetap kami lumpuh, kami harap pemerintah setempat bisa mempertimbangkan," kata Zulfikar berharap.

Dodi Laode, seorang musisi di kabupaten itu juga mengeluhkan hal yang sama. Surat edaran keluarkan pemerintah provinsi/kabupaten seolah tidak ada keberpihakan terhadap pekerja seni.

"Kondisi ini sudah berlangsung kurang lebih setahun namun tak kunjung redah. Pemerintah seharusnya tidak hanya memikirkan sisi kesehatan, tetap juga penting memikirkan nasib rakyat, termasuk kami pekerja seni," keluh Dodi.

Dia berpendapat, jika kebijakan tersebut untuk kepentingan bersama, maka pemerintah dan aparat berwenang perlu menindak pelanggar protokol kesehatan, dalam artian kegiatan mengumpulkan orang banyak, termasuk hajatan dan sebagainya harus ditertibkan.

"Kami tidak ingin penerapan aturan penanganan COVID-19 ini terkesan tenang pilih supaya semua merasakan betapa sulitnya mencari nafkah di situasi pandemi," demikian Dodi.