Ditjen Bina Marga Puji Kinerja Kontraktor Jalan Tomata-Beteleme

id tomata

Ditjen Bina Marga Puji Kinerja Kontraktor Jalan Tomata-Beteleme

Kepala Satker PJN Wilayah III Sulawesi Tengah Iskandar Rasyid. (Antarasulteng.com/Rolex Malaha)

Iskandar Rasyid: Melihat kinerja mereka sampai saat ini, saya optimistis proyek ini bisa selesai lebih cepat dari batas masa kontrak.
Palu (antarasulteng.com) - Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU melalui Kepala Satuan Kerja (Satker) Pembangunan Jalan Nasional (PJN) Wilayah III Sulawesi Tengah Iskandar Rasyid memuji kinerja PT Jaya Konstruksi dan PT Multigraha Istika Makmur, dua kontraktor kerja sama operasional (KSO) yang mengerjakan proyek peningkatan jalan Tomata-Beteleme.

"Mereka profesional. Meski baru sekitar dua bulan bekerja dengan tantangan medan yang berat, namun progres pekerjaan sudah mencapai 11 persen lebih, padahal masa kontraknya berlaku tahun jamak yakni tiga tahun anggaran atau 1.080 hari terhitung Oktober 2015," kata Iskandar saat ditemui Antara di Palu, Senin.

Iskandar meminta kedua kontraktor mempertahankan bahkan meningkatkan kinerjanya sehingga proyek sepanjang 21 kilometer tersebut bisa lebih cepat selesai dari batas waktu kontrak yakni September 2018.

"Melihat kinerja mereka sampai saat ini, saya optimistis proyek ini bisa selesai lebih cepat dari batas masa kontrak," ujarnya.

Sebenarnya, kata Iskandar, pekerjaan proyek ini menghadapi banyak tantangan terutama masalah konstruksi tanah pada 80-an persen dari badan jalan yang akan dikerjakan itu sangat ekspansif. Pada kedalaman dua sampai tiga meter di bawah badan jalan, tanahnya bercampur batu bara muda yang rentan bergeser pada saat musim hujan.

"Karena itu, diperlukan penerapan teknologi yang khusus yakni geomembran. Selain itu, pada badan jalan lainnya, merupakan tebing-tebing batu yang penanganannya bahkan membutuhkan bahan peledak," ujarnya.

Selain itu, terdapat masalah lainnya yakni sumber material pasir dan kerikil yang harus diambil dari tempat jauh dari lokasi proyek, namun setelah dilakukan survei mendalam, kini ditemukan sumber material di lokasi tidak jauh dari proyek.

Iskandar juga menyebut bahwa masyarakat di sekitar proyek mendukung kedua kontraktor dalam mengerjakan tugasnya sehingga sampai saat ini, kedua rekanan Ditjen Bina Marga Kementerian PU itu tidak menemukan hambatan dalam memacu kinerjanya.

"Biasanya kondisi sosial menjadi hambatan, tapi lokasi ini tidak ditemukan. Sosialisasi yang dilakukan pemerintah kabupaten sangat intensif, sehingga untuk memindahkan fasilitas umum yang terkena proyek pun sangat mudah dilakukan karena masyarakat mendukung," ujarnya.

General Manager PT Jaya Konstruksi Wijang Hari Supriyanto yang ditemui Antara di lokasi proyek baru-baru ini juga menyatakan optimismenya bahwa proyek tersebut akan selesai lebih awal karena sampai saat ini tidak ada hambatan yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan.

"Kami memang mengharapkan pengertian masyarakat karena jalan itu harus di buka-tutup setiap hari demi kelancaran proyek, sehingga arus lalu lintas harus terhenti selama delapan jam di siang hari untuk memberi kesempatan alat-alat berat membuka jalan. Alhamdulillah, hal ini pun mendapat dukungan yang sangat baik dari masyarakat," ujar Wijang.

Saat penutupan jalan antara pukul 08.00 sampai 12.00 WITA dan pukul 14.00 sampai 18.00 WITA serta 20.00 sampai 23.30 WITA, masyarakat sekitar proyek mendapat manfaat ekonomi dengan membuka warung-warung makan dan minum untuk para pengguna jalan yang terpaksa harus berhenti untuk menunggu jalan dibuka.

Ditjen Bina Marga Kementerian PU mengalokasikan anggaran sebesar Rp280 miliar untuk meningkatkan jalan Tomata-Beteleme sepanjang 21 kilometer dengan konstruksi akhir aspal beton selebar tujuh meter dan bahu jalan masing-masing dua meter di kedua sisi dan dilengkapi saluran drainase.

Proyek ini mendapat perhatian khusus Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono karena kondisi jalan nasional tersebut sangat parah dan konstruksi tanahnya sangat ekspansif, padahal ruas ini merupakan jalur ekonomi penting ke Kabupaten Morowali (Sulteng) yang merupakan pusat industri pertambangan dan perkebunan di Sulteng, serta penghubung utama provinsi Sulteng dan Sulawesi Tenggara. (R007/E005)