Palu (Antaranews Sulteng) - Pekerjaan fisik proyek peningkatan jalan nasional ruas Tomata-Beteleme, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, yang dibiayai dengan dana APBN sebesar Rp280 miliar, terkendala struktur lahan yang ekspansif sehingga beberapa titik mengalami ambles dan perlu penanganan khusus.
"Pada ruas tersebut memang ada beberapa titik yang ambles setelah ditangani kontraktornya, tetapi itu bukan karena kesalahan konstruksi tetapi karena kondisi tanahnya yang memang sangat ekspansif," kata Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional XIV Sulteng-Sultra Akhmad Cahyadi di Palu, Kamis.
Ketika dihubungi Antara usai meninjau proyek pembangunan ruas jalan strategis di Sulteng tersebut, Cahyadi menyebut ada enam titik di ruas itu yang ambles, tetapi sekarang semuanya dalam penanganan yang intensif.
Tanah ekspansif artinya tanah sangat rentan terhadap perubahan musim, dimana pada musim kemarau, kadar air sangat rendah sedang pada musim hujan kadar airnya menjadi sangat besar sehingga mudah sekali terjadi pergerakan dan ambles karena tanahnya mengembang.
Baca juga: PU Kucurkan Rp280 Miliar Bangun Jalan Tomata-Beteleme
Ia menjelaskan bahwa ruas jalan nasional Tomata-Beteleme sepanjang 50,9 kilometer tersebut sedang ditangani dalam beberapa paket proyek, di antaranya pelebaran jalan Tomata-Beteleme sepanjang 6 kilometer yang dibiayai dana APBN (multy years contract-MYC) 2015-2018 senilai Rp277 miliar.
Proyek ini dikerjakan tiga kontraktor yakni PT.Tunggal Mandiri Jaya, PT.Multi Graha Istika Makmur dan PT. Jaya Bersama Makmur.
Dua paket lainnya adalah rekonstruksi jalan Tomata-Beteleme 2 sepanjang enam kilometer dengan dana APBN 2017 Rp50,4 miliar dan rekonstruksi jalan Tomata-Beteleme 3 dengan dana APBN 2017 senilai Rp37 miliar.
"Dari ruas Tomata-Beteleme sepanjang 50 kilometer itu, sepanjang hampir 21 kilometer kondisi tanahnya ekspansif dan perlu penanganan khusus untuk mengatasinya," ujar Cahyadi yang didampingi PPK 15 Satker III paket Tomata-Beteleme, Jimmy Adwang.
Khusus pada tiga paket `on going` (yang sedang dikerjakan-red), kata Cahyadi, terdapat enam titik yang ambles akibat tanah ekspansif itu.
"Dua titik sementarag dikerjakan dan empat titik lainnya masih menunggu selesainya desain khusus yang disusun oleh Satker Perencanaan BPJN XIV," ujarnya.
Meski ada titik-titik jalan yang ambles di paket `on-going` tersebut, Cahyadi menegaskan bahwa pekerjaan fisik proyek peningkatan jalan Tomata-Beteleme akan selesai sesuai skedule yang ditetapkan.
Baca juga: Ditjen Bina Marga Puji Kinerja Kontraktor Jalan Tomata-Beteleme
"Insya Allah, bulan September 2018, kontraktor proyek pelebaran jalan Tomata-Beteleme nanti sudah menyerahkan pekerjaanya (preservasi hand over-PHO) ke BPJN XIV dan selanjutnya melakukan pemeliharaan selama tiga tahun berikutnya," ujarnya.
Saat berada di lokasi proyek, Cahyadi mendesak semua kontraktor untuk mengerahkan seluruh potensinya secara maksimal guna mengejar ketertinggalan sehingga proyek ini bisa selesai tepat waktu.
Menurut dia, ruas jalan nasional Tomata-Beteleme ini sangat strategis di Sulawesi karena merupakan urat nadi perekonomian yang menghubungkan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara dengan melintasi Kabupaten Morowali Utara dan Morowali (Sulawesi Tengah).
Dua kabupaten ini merupakan kawasan industri pertambangan nikel terbesar di Asia yang dikelola PT.Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) serta menjadi kawasan pegembangan perkebunan dan industri minyak kelapa sawit terbesar di Sulawesi Tengah.