Pemkot Bitung belajar mitigasi bencana di Palu

id Wawalipalu, Reny Lamadjido, Pemkotpalu, Pemkot Bitung, penanganan bencana, gempa palu, Sulteng

Pemkot Bitung belajar mitigasi bencana di Palu

Wakil Wali Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Reny A Lamadjido (kiri) menerima cindera mata dari Wakil Wali Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara, Hengky Honandar dalam kunjungan kerjanya di Palu, Jumat (7/1/2022). ANTARA/HO/Humas Pemkot Palu

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara, melakukan kunjungan silaturahmi dengan Pemerintah Kota Palu sekaligus juga ingin mengetahui perkembangan penanganan pascagempa, tsunami dan likuefaksi yang terjadi di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 itu.
 
"Kedatangan kami ke sini ingin mengetahui seperti apa upaya Pemerintah Kota Palu dalam merehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana," kata Wakil Wali Kota Bitung Hengky Honandar saat melakukan kunjungan kerja di Palu, Jumat (7/1).
 
Ia mengemukakan hal tersebut karena menurut dia, peristiwa bencana alam bisa terjadi di mana dan kapan saja, sehingga pihaknya ingin melihat upaya penanganan mitigasi di Kota Palu yang tiga tahun silam dilanda bencana dahsyat.

Wakil Wali Kota Reny A Lamadjido menyambut baik kedatangan rombongan Pemkot Bitung karena memilih Palu sebagai daerah tujuan belajar penanganan mitigasi bencana.
 
Dalam pertemuan itu, Reny menjelaskan penanganan pascabencana melalui rehabilitasi dan rekonstruksi, Pemkot Palu tidak sendiri, tetapi pihaknya membuka ruang seluas-luasnya bagi para pihak untuk ikut terlibat dalam memulihkan infrastruktur di daerah itu.
 
"Mulai dari lembaga swadaya masyarakat (LSM), swasta hingga pemerintah pusat turut serta membangun kembali Palu, setelah porak poranda dihantam gempa, tsunami dan likuefaksi. Tiga bencana sekaligus melanda daerah ini sehingga banyak menimbulkan korban jiwa serta kerusakan infrastruktur cukup parah," ucapnya.
 
Di kesempatan itu, Reny menceritakan pengalamannya saat menghadapi situasi darurat yang saat itu dirinya masih menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah.
 
"Saat gempa, saya berusaha keluar dari mobil, namun terpental saking kerasnya guncangan gempa saat itu," tuturnya.
 
Lebih lanjut dikemukakannya, selain melibatkan para pihak, pemerintah setempat juga membuat kebijakan bahwa setiap bangunan yang akan dibangun harus mengacu pada struktur tahan gempa agar bisa meminimalisir kemungkinan buruk yang terjadi.
 
Sebab, kata data, wilayah Kota Palu merupakan salah satu daerah di Sulawesi Tengah rawan terhadap bencana alam gempa, tsunami dan likuefaksi.
 
"Bangunan yang dibangun para pihak untuk hunian tetap (hunian) bagi korban penyintas bencana saat ini, semuanya menggunakan konsep hunian tahan gempa," demikian Reny.