Majelis Taklim Jabal Nur tanam mangrove di Donggala-Sulteng
Donggala, Sulteng (ANTARA) - Pengurus dan anggota Dewan Majelis Taklim Jabal Nur di Palu melakukan penanaman pohon mangrove di pesisir Desa Lalombi , Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, sebagai bentuk upaya pelestarian lingkungan untuk mengurangi risiko bencana alam.
Ketua Majelis Taklim Jabal Nur, Buhana , di Donggala, Selasa menjelaskan penanaman pohon bakau merupakan bentuk aksi sosial untuk meningkatkan kualitas ekologi yang sejalan dengan anjuran Islam.
“Majelis Taklim Jabal Nur tidak hanya melakukan kegiatan keagamaan yang bersifat pengajian, tetapi juga melakukan kegiatan yang lebih luas yang tidak bertentangan dengan anjuran Agama Islam,” katanya terkait penanaman itu.
Majelis Taklim Jabal Nur yang berlokasi di Desa Talise , Kota Palu, bekerja sama dengan Yayasan Bonebula Donggala menanam 200 pohon mangrove .
Dikatakannya, pelestarian lingkungan untuk menjaga keseimbangan ekologi penting dilakukan, demi keberlangsungan hidup bersama. Apalagi , ekosistem mangrove terbukti mampu menjadi benteng bagi masyarakat di kawasan pesisir dari ancaman tsunami dan air pasang.
“Makanya kami terlibat dalam gerakan pengurangan risiko bencana dan menjadi bagian dari organisasi keagamaan yang peduli lingkungan,” katanya.
Kegiatan itu, katanya, meningkatkan keterlibatan dan partisipasi dalam budi daya mangrove dan menjadi topik diskusi bersama anggota Majelis Taklim Jabal Nur dan menjadi salah satu programnya.
“Ke depannya, kami juga akan terus terlibat dalam aksi penyelamatan lingkungan dan aksi sosial lainnya di masyarakat,” ujarnya.
Terkait hal itu, Direktur Yayasan Bonebula Donggala Andi Anwar mengapresiasi keterlibatan Majelis Jabal Nur Taklim dalam gerakan penyelamatan ekosistem pesisir dengan melakukan kampanye dan edukasi terkait pentingnya mangrove bagi manusia. Mangrove
merupakan tumbuhan darat dan bukan tumbuhan laut, hanya saja tumbuhan ini mampu beradaptasi dengan air laut selain tumbuhan mangrove .juga mampu menyerap karbon lima kali lebih banyak dari hutan tropis, oleh karena itu tumbuhan mangrove penting untuk ditanam,” kata Buhana.
Ketua Majelis Taklim Jabal Nur, Buhana , di Donggala, Selasa menjelaskan penanaman pohon bakau merupakan bentuk aksi sosial untuk meningkatkan kualitas ekologi yang sejalan dengan anjuran Islam.
“Majelis Taklim Jabal Nur tidak hanya melakukan kegiatan keagamaan yang bersifat pengajian, tetapi juga melakukan kegiatan yang lebih luas yang tidak bertentangan dengan anjuran Agama Islam,” katanya terkait penanaman itu.
Majelis Taklim Jabal Nur yang berlokasi di Desa Talise , Kota Palu, bekerja sama dengan Yayasan Bonebula Donggala menanam 200 pohon mangrove .
Dikatakannya, pelestarian lingkungan untuk menjaga keseimbangan ekologi penting dilakukan, demi keberlangsungan hidup bersama. Apalagi , ekosistem mangrove terbukti mampu menjadi benteng bagi masyarakat di kawasan pesisir dari ancaman tsunami dan air pasang.
“Makanya kami terlibat dalam gerakan pengurangan risiko bencana dan menjadi bagian dari organisasi keagamaan yang peduli lingkungan,” katanya.
Kegiatan itu, katanya, meningkatkan keterlibatan dan partisipasi dalam budi daya mangrove dan menjadi topik diskusi bersama anggota Majelis Taklim Jabal Nur dan menjadi salah satu programnya.
“Ke depannya, kami juga akan terus terlibat dalam aksi penyelamatan lingkungan dan aksi sosial lainnya di masyarakat,” ujarnya.
Terkait hal itu, Direktur Yayasan Bonebula Donggala Andi Anwar mengapresiasi keterlibatan Majelis Jabal Nur Taklim dalam gerakan penyelamatan ekosistem pesisir dengan melakukan kampanye dan edukasi terkait pentingnya mangrove bagi manusia. Mangrove
merupakan tumbuhan darat dan bukan tumbuhan laut, hanya saja tumbuhan ini mampu beradaptasi dengan air laut selain tumbuhan mangrove .juga mampu menyerap karbon lima kali lebih banyak dari hutan tropis, oleh karena itu tumbuhan mangrove penting untuk ditanam,” kata Buhana.