New York (ANTARA) - Yahoo mengatakan pada Kamis (9/2/2023) bahwa pihaknya berencana untuk memberhentikan lebih dari 20 persen dari total tenaga kerjanya sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran divisi teknologi iklannya.
Pemangkasan akan berdampak pada hampir 50 persen karyawan teknologi iklan Yahoo pada akhir tahun ini, termasuk hampir 1.000 karyawan minggu ini, kata perusahaan itu.
Yahoo, yang dimiliki oleh perusahaan private equity Apollo Global Management sejak pembelian 5 miliar dolar AS pada tahun 2021, menambahkan bahwa langkah tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk mempersempit fokus dan investasinya pada bisnis iklan andalannya yang disebut DSP, atau platform sisi permintaan.
Ini terjadi karena banyak pengiklan telah mengurangi anggaran pemasaran mereka sebagai tanggapan atas tingkat inflasi yang tinggi dan ketidakpastian yang terus berlanjut tentang resesi.
Serangkaian perusahaan AS dari Goldman Sachs Group Inc hingga Alphabet Inc juga telah memberhentikan ribuan karyawan mereka tahun ini untuk mengatasi penurunan permintaan akibat inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga.
Berita Terkait
Fintech Flip umumkan PHK karyawan guna menjaga keberlangsungan bisnis
Kamis, 11 Januari 2024 6:57 Wib
Jangan ada PHK terkait penyebaran video kecelakaan kerja
Sabtu, 30 Desember 2023 19:07 Wib
Kasus hubungan industrial GNI di Morowali selesai dengan kesepakatan
Kamis, 5 Oktober 2023 15:51 Wib
Ketua DPR dorong pemerintah dan pelaku industri berdayakan korban PHK
Kamis, 24 Agustus 2023 8:21 Wib
KJRI beri bantuan PMI terkena PHK di Makau
Senin, 5 Juli 2021 21:35 Wib
PHK akibat dampak pandemi COVID-19 di Kota Palu rendah
Senin, 24 Mei 2021 3:00 Wib
KSP: UU Ciptaker memberi jaminan bagi buruh kehilangan pekerjaan
Senin, 16 November 2020 13:05 Wib
Pemprov Sulteng imbau pengusaha untuk pekerjakan kembali korban PHK
Senin, 2 November 2020 18:45 Wib