Tarian tradisional bisa jadi daya tarik masuknya turis

id Kemenpar, sultra, tarian, tradisional, bisa, daya, tarik, masuknya, wisatawan

Tarian tradisional bisa jadi daya tarik masuknya turis

Kementerian Pariwisata bersama Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia Tina Nur Alam kembali mengadakan BISA Fest berupa pertunjukan seni dan budaya Sulawesi Tenggara (Sultra) di salah satu hotel di Kota Kendari, Minggu (26/2/2023) (ANTARA/HO-Dispar Sultra)

Kendari (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebutkan tarian tradisional yang dimiliki setiap daerah di Indonesia bisa menjadi daya tarik dalam menarik masuknya wisatawan baik lokal maupun mancanegara ke daerah tersebut. 

Koordinator Wisata Budaya dan Buatan Kemenpar Arya Galih Anindita di Kendari, Minggu mengatakan Indonesia memiliki beragam wisata di antaranya wisata minat khusus, bahari, wisata ramah muslim, kuliner, budaya hingga wisata kebugaran.

"Apalagi tarian itu punya cerita, itu bisa jadi daya tarik. Seperti di Bali ada paket wisata yang menawarkan paket belajar menari tari tradisional, mungkin di Sulawesi Tenggara juga bisa ke depannya seperti itu," kata Arya.

Kementerian Pariwisata bersama Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)  Tina Nur Alam kembali mengadakan BISA Fest berupa pertunjukan seni dan budaya Sulawesi Tenggara (Sultra) di salah satu hotel di Kota Kendari.

BISA Fest merupakan salah satu wadah bagi para pelaku seni dan budaya untuk berekspresi. Dalam kegiatan ini, dihadirkan tarian khas yang ada di Sultra, di antaranya tarian khas Suku Tolaki serta penampilan band dengan lagu daerah Sultra yang diiringi dengan musik dari alat tradisional.

"Wisata kebugaran ini salah satunya adalah tarian. Tarian khususnya tari budaya dapat menjadi diplomasi sebagai pintu masuk wisatawan," ujar Arya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sultra Belli Tombili mengatakan,  akan terus mendukung para penggiat seni dan budaya di Sultra. Sebab seni budaya dan pariwisata adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Meski demikian, Belli meminta para penyelenggara kegiatan ajang seni di wilayah Sulawesi Tenggara agar tetap memerhatikan beberapa aspek dalam menyelenggarakan kegiatan kebudayaan.

"Di antaranya aspek kualitas event, aspek budaya, aspek keberlanjutan, termasuk penanganan sampah baik berlangsung hingga akhir event," kata Belli.

Dijelaskan Bisa Fest awalnya adalah sebuah gerakan bersih-bersih, Bisa Fest Akronim dari bersih, indah, sehat dan aman. Tetapi di era pandemi, maka Direktorat Event Daerah berinovasi mencoba di tahun 2022 melaksanakan Bisa Fest dengan menampilkan pesona tari, pesona musik, dan ekonomi kreatif.

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tenggara menargetkan kunjungan wisatawan Nusantara ke wilayahnya mencapai 6,6 juta orang sepanjang 2023.

Belli mengatakan target itu merupakan bagian dari agenda Gerakan Nasional Berwisata di Indonesia Aja (Gernas BBWI) yang didorong langsung Presiden Joko Widodo.

"Presiden Jokowi mengajak kita semua untuk berwisata di dalam negeri saja, dalam pidato beliau secara khusus menyebut Wakatobi. Namun, kita di Sultra punya kawasan wisata lainnya yang menyangga Wakatobi," katanya.

Ia juga menyampaikan angka kunjungan tersebut merupakan bagian dari target nasional yang mencapai 1,2 hingga 1,4 miliar pelaku perjalanan wisatawan Nusantara.

Belli menyebut Sulawesi Tenggara memiliki tujuh kawasan wisata yang menarik untuk dikunjungi dan tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 310 Tahun 2022 tentang Penetapan Destinasi Pariwisata Prioritas Provinsi Sulawesi Tenggara Penyangga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Wakatobi.

Ketujuh kawasan tersebut yakni adalah Koridor Wisata Teluk Kendari-Toronipa-Labengki; Benteng Keraton Wolio-Lambusango; Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai; Pulau Padamarang; Kawasan Karts Pulau Muna; Kawasan Karts Matarombeo; dan Kawasan Mangrove Buton Utara.

"Kita menyebutnya sebagai seven wonders Sultra yang tersebar di seluruh wilayah yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara," kata Belli.