Jakarta (antarasulteng.com) - Ketua Umum PP Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Gita Wirjawan menyebut harapan terhadap atlet bulu tangkis ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dalam memenuhi target Olimpiade Rio 2016 lebih tinggi dibanding pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
"Saya dapat memahami Hendra/Ahsan. Saya merasakan suasana yang berbeda ketika masuk di stadion Olimpiade 2016 meskipun saya tidak bermain di lapangan. Suasana itu berbeda dibanding Piala Thomas-Uber, turnamen Superseries, atau lainnya," kata Gita ketika jumpa pers di pelatnas PBSI Cipayung Jakarta, Rabu.
Gita mengatakan beban yang harus ditanggung Hendra/Ahsan sebagai pasangan unggulan luar biasa berat. Pasangan peraih gelar Juara Dunia 2015 itu juga harus memperhitungkan banyak hal sebagai pasangan unggulan.
"Olimpiade 2016 penuh dengan kejutan. Di cabang renang ada Joseph Schooling yang mengalahkan Michael Phelps. Di cabang tenis kita melihat kekalahan Serena Williams dan Novak Djokovic," kata Gita.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky mengatakan penampilan Hendra/Ahsan dalam babak penyisihan grup D di luar dugaan karena seakan bermain individu.
"Mereka bukan bermain sebagai Hendra/Ahsan sebagai tim. Hendra punya kemampuan sebagai playmaker. Tapi, Hendra juga mencoba menyerang lawan saat serangan depan Ahsan gagal membuahkan hasil. Hendra tidak menempatkan bola-bola yang memungkinkan Ahsan untuk menyerang," kata Rexy.
Rexy menyebut pasangan Hendra/Ahsan seakan melawan diri sendiri saat bermain menghadapi pasangan Jepang dan Tiongkok.
"Kami harus mempertimbangkan jika Hendra dan Ahsan dipasangan dengan pemain muda. Hanya saja, pemain-pemain muda lapis dibawah mereka sudah matang. Saya belum ada pembicaraan khusus dengan pelatih ganda putra hanya sekedar pembicaraan sekilas," ujar Rexy.
Hendra, lanjut Rexy, belum memikirkan rencana berikutnya setelah mengikuti Olimpiade Rio 2016. "Saya sempat tanya ke Hendra apakah mau ikut ke Indonesia Masters. Dia jawab nanti dulu, kak. Saya juga bertanya pada situasi yang kurang cocok sehingga dia belum terpikir langkah selanjutnya," katanya.
Rexy menilai Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan yang punya pengalaman bertanding akan lebih sesuai jika dipasangan dengan pemain-pemain muda.
"Pemain muda akan ikut terangkat naik karena mendapatkan pengalaman dan nasehat Hendra dan Ahsan. Setelah pemain-pemain muda itu sampai pada tingkat yang tinggi, mereka lalu dipasangkan," kata Rexy.
Pasangan Hendra/Ahsan terhenti pada babak kualifikasi Olimpiade 2016 setelah kalah dari ganda putra Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa 17-21, 21-16, 14-21 serta dari pasangan Tiongkok Chai Biao/Hong Wei 15-21, 17-21.
Ketua PBSI: harapan terhadap Hendra/Ahsan lebih tinggi
Saya dapat memahami Hendra/Ahsan. Saya merasakan suasana yang berbeda ketika masuk di stadion Olimpiade 2016 meskipun saya tidak bermain di lapangan.